Darurat Saking Butuhnya Vaksin Covid-19, India Sampai Setuju Datangkan Vaksin Kontroversial Ini Sebanyak 56,9 Ton

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Sudah jatuh tertimpa tangga, sudah lumpuh karena serangan gelombang kedua virus Corona, India terancam dikucilkan di Asia Selatan karena janji palsu mengenai vaksin Covid-19
Sudah jatuh tertimpa tangga, sudah lumpuh karena serangan gelombang kedua virus Corona, India terancam dikucilkan di Asia Selatan karena janji palsu mengenai vaksin Covid-19

Intisari-online.com - India memang saat ini menjadi negara yang sangat membutuhkan vaksin Covid-19.

Negara itu mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam jumlah mengkhawatirkan sehingga membutuhkan vaksin secara besar-besaran.

Bahkan berbagai jenis vaksin sampai didatangkan oleh negeri Bollywood tersebut, termasuk datangkan vaksin yang belum teruji.

Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (1/6/21), India datangkan tiga juta dosis vaksin Sputnik V dari Rusia.

Baca Juga: Vaksinasi Gotong Royong, Sinergi Pemerintah dan Swasta Percepat Laju Vaksinasi

Dilaporkan vaksin tersebut telah mendarat di Hyperabad, pada tanggal 1 Juni.

Dengan volume mencapai 56,9 ton, vaksin ini merupaka vaksin terbesar yang didatangkan oleh India.

Vaksin ini didatangkan dengan penerbangan khusus RU-9450, yang mendarat di bandara Hyderabad, pada pukul 3.34 pagi waktu setempat.

Menurut pengumuman perusahaan pelayanan GMR Hyderabad Air Cargi vaksin Sputnik V ini harus ditangani secara khusus, misalnya disimpan pada suhu -20 derajat.

Baca Juga: Padahal Negaranya Karut Marut Dihantam Covid-19, Kota di Negara Ini Malah Disebut Paling Aman, Orang-Orangnya Kebal Terhadap Covid-19 Gegara Hal Ini

Tim Rumah Sakit Apollo mengumumkan bahwa mereka akan mulai mendistribusikan Sputnik V ke rumah sakitnya di India.

Distribusi akan dimulai minggu kedua Juni dengan perkiraan harga Rs 1.195 per dosis.

Sputnik V adalah vaksin ketiga yang disetujui untuk digunakan di India setelah Covishield dari Serum Institute dan Covaxin dari Bharat Biotech.

Sputnik V terdaftar di India di bawah prosedur lisensi penggunaan darurat pada 12 April.

Dengan kekurangan vaksin Covid-19 saat ini, banyak negara bagian India telah berulang kali menyerukan peningkatan pasokan dengan cepat.

Pada 1 Juni, India mencatat 127.510 infeksi baru, peningkatan harian terendah sejak 9 April, sehingga jumlah total infeksi Covid-19 menjadi 28.175.044 kasus.

Baca Juga: Duh! Ingkari Sumpah Profesi, Dokter Ini Akui Jual Vaksin Covid-19 ke Warga Sebesar Rp250 Ribu

Dalam 24 jam, negara itu mencatat tambahan 2.975 kematian.

Jumlah total kematian di India adalah 331.895 kasus.

Sementara itu, diketahui vaksin ini merupakan salah satu vaksin yang sempat mendapat sorotan di dunia karena dianggap kontroversial.

Vaksin ini awalnya lancar pada tahap uji coba pertama dan kedua, namun pada uji coba ketiga disinilah masalahnya.

Vaksin ini diciptakan dari kombinasi adenovirus, Ad5 dan Ad26, keduanya direkayasa dengan gen Coronavirus.

The Gamelaya Research Institute, bagian dari Kementerian Kesehatan Rusia melakukan uji coba pada Juni 2020 lalu.

Dari awalnya bernama Gam-Covid-Vac pada uji coba ketiga namanya berganti menjadi Sputnik V.

Baca Juga: Posisi Australia di Timor Leste Terancam oleh Kehadiran China, Tiongkok Sigap Bantu Kesulitan Bumi Lorosae, Sementara Australia Terus Menunda

Hal ini membuat banyak kalangan curiga Rusia mengambil jalan pintas, dengan mengambil risiko menggunakan vaksin ini, dengan cara menyimpang.

Uji Klinis ketiga yang tidak transparan ini membuat banyak khawatir vaksin ini berbahaya.

Selain itu, menurut pengamat tidak ada efek yang ditimbulkan dari vaksin ini, efek samping mungkin terlewatkan dari uji coba 1 dan 2.

Lalu pada uji coba ketiga diharapkan vaksin ini bisa memberikan keefektifannya, namun dengan melewatkan uji coba ini Rusia membuat dunia khawatir dengan vaksin ini.

Rusia dianggap menghidari langkah penting, yang berpotensi membahayakan orang yang menerima vaksin tersebut.

Artikel Terkait