Posisi Australia di Timor Leste Terancam oleh Kehadiran China, Tiongkok Sigap Bantu Kesulitan Bumi Lorosae, Sementara Australia Terus Menunda

Tatik Ariyani

Penulis

Virus corona di Timor Leste

Intisari-Online.com -Pakar kesehatan mendesak pemerintah Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk mempercepat pengiriman dosis vaksin virus corona ke Timor Leste di tengah krisis yang semakin parah di sana.

Krisis di Timor Leste itu pun mendorong diplomasi vaksin China untuk memberi bantuan lebih cepat, mengancam eksistensi Australia di negara tetangganya.

Timor Leste berada di tengah pertempuran paling serius dengan virus corona.

Pada saat yang sama, Timor Leste juga masih dalam pemulihan dari bencana banjir dan tanah longsor bulan lalu.

Baca Juga: Lukisan Gua di Wilayah Timor Leste yang Berusia Sekitar 65.000 Tahun Berkaitan Erat dengan Manusia Pertama Australia, Kok Bisa?

Melansir The Sydney Morning Herald, Rabu (5/5/2021), batch pertama Australia yang terdiri dari 20.000 vaksin AstraZeneca tiba di Dili dengan penerbangan Qantas pada hari Rabu.

Sumber pemerintah Australia mengkonfirmasi pengiriman berukuran serupa direncanakan setiap dua minggu.

Tetapi dengan kasus baru memuncak pada lebih dari 100 per hari, dua kali lipat dalam dua minggu terakhir dan empat orang meninggal dalam gelombang baru, para ahli kesehatan mendesak Australia untuk mempercepat bantuan vaksin di negara itu.

Pemerintah Australia bulan lalu berjanji untuk mendukung Timor Leste dan negara tetangga lainnya seperti Papua Nugini.

Baca Juga: Timor Leste Rayakan Hari Kemerdekaan Setiap Tanggal 20 Mei dengan Pemberian Penghargaan Bagi yang Berjasa Lanjut Pesta Koktail dan Kemeriahan Hingga Sore Hari

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Marise Payne, Menteri Kesehatan Greg Hunt dan Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik Zed Seselja, menegaskan kembali Australia akan mendapatkan stok hingga 6 juta dosis vaksin COVID-19 untuk Pasifik dan Timor-Leste pada tahun 2021 di bawah perjanjian kemitraan dengan UNICEF.

Tetapi dengan Timor Lorosa'e hanya menerima 25.000 dosis melalui COVAX sebelum pengiriman Australia pada hari Rabu, China telah menepati janji dengan 100.000 unit vaksin Sinovac-nya.

Ian Kemish, pakar kebijakan regional dan mantan diplomat senior Australia, mengatakan Australia perlu "berhati-hati tentang upaya China untuk secara oportunis berusaha mendapatkan pengaruh di tetangga dekat kami".

Australia harus tetap fokus untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan negara mitra, katanya.

Josh Francis, seorang dokter Australia dari Menzies School of Health Research yang membantu otoritas kesehatan di Dili, mengatakan Australia telah menunjukkan kemurahan hati yang besar dalam memberikan vaksin dan bantuan lain, tetapi masalahnya terletak pada waktu.

Francis mengatakan, “Dari sudut pandang saya, saya pikir Australia mampu mengirimkan dosis dengan cepat daripada memberi jarak. Bukan hanya ke (Timor Leste) tapi berpotensi ke negara lain.”

Baca Juga: Bak Lupa Jika Pernah Punya Utang Budi pada Timor Leste, Australia Keruk Kekayaan Minyak Timor Leste hingga Jadi Miskin, Jutaan Dolar per Bulan Masuk Kantong Australia

Robert Booy, spesialis penyakit menular dan vaksin di University of Sydney, juga mendukung gagasan tersebut.

“Australia berada dalam posisi yang sangat istimewa karena berada pada risiko penyakit yang sangat rendah,” katanya.

“Kita benar-benar harus melakukan jauh lebih baik dan lebih cepat daripada yang kita lakukan saat ini.

Apakah tawaran bantuan China akan berdampak pada kecepatan bantuan Australia masih belum jelas.

Kemish mengatakan, "Australia harus tetap berkomitmen pada kemitraan jangka panjangnya di kawasan dan tidak terganggu oleh oportunisme China."

“Kesejahteraan Timor Lorosa'e adalah kepentingan kami juga.”

Artikel Terkait