Intisari-online.com -Pihak berwenang melaporkan Sabtu kemarin bahwa kapal Chong Bong dari Korea Utara tenggelam 30 mil dari Kepulauan Okinawa Jepang.
Chong Bong dilaporkan sudah memberitahu Agensi Keamanan Maritim Jepang (MSA) bahwa sudah mulai mengambil air, setelah kru mulai melepaskan sekoci penyelamat.
Kru kemudian diselamatkan oleh kapal tanker Korea Utara beberapa jam kemudian.
Tidak ada laporan korban jiwa atau kru yang hilang.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kapal kargo ilegal ini tenggelam di dekat Jepang.
Melansir National Interest, otoritas Jepang melaporkan jika Chong Bong memindahkan besi dari pelabuhan Chongjin di Korea Utara tepatnya pantai timur ke pelabuhan pantai barat di Songnim.
Pejabat juga melaporkan kehadiran tumpahan minyak besar di dekat lokasi Chong Bong tenggelam.
Penyelidikan dilakukan mengenai isi kargo kapal.
Tahun 2016, Chong Bong dan perusahaan induknya, Chong Bong Shipping Co. LTD ditambahkan ke daftar Specially Designated Nationals (SDN) Kontrol Aset Kantor Asing Departemen Keuangan Amerika Serikat.
Sebelum tenggelam, Chong Bong tetap masuk ke dalam daftar tersebut.
Selain mendapat sanksi dari AS, Dewan Keamanan PBB juga memberi sanksi terhadap Korea Utara dalam 9 acara terpisah sejak 2006 merespon aktivitas terkait program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara.
Sanksi paling baru dari Dewan Keamanan PBB ke Korut mengadopsi respon terhadap pengujian nuklir dan rudal balistik, termasuk sanksi terhadap kegiatan ekonomi Korea Utara.
Sanksi lebih luas ini dilakukan guna mencegah Korea Utara mengakses sumber daya dan bahan-bahan yang diperlukan untuk melanjutkan pengembangan senjata strategis mereka.
Hal ini juga untuk mencegah pengumpulan dana yang diperlukan untuk mendanai perkembangan itu.
Korea Utara telah melakukan berbagai cara untuk menghindari sanksi internasional, termasuk menggunakan perusahaan perdagangan di negara perantara, dan juga menggunakan personil diplomatik sebagai operator.
Korea Utara juga terlibat dalam praktik maritim rahasia yang dirancang untuk menghindari sanksi, termasuk pemindahan antar kapal yang ilegal, pemalsuan dokumen dan catatan-catatan penting, penyamaran identitas kapal, serta mematikan Sistem Identifikasi Otomatis kapal saat di laut.
Kecelakaan dan kadang insiden fatal melibatkan kapal Korea Utara telah semakin sering terjadi.
Hal ini karena kapal kargo Korea Utara yang tua terus-terusan terlibat dalam praktik ilegal dan berbahaya di laut.
Sanksi internasional sampai sejauh ini tidak mencegah perkembangan berlanjut dari program senjata beragam Korea Utara.
Oktober 2020, Korea Utara membeberkan model terbesar rudal balistik antar benua sejauh ini.
Sementara Maret tahun ini Korea Utara menguji model baru rudal balistik jarak pendek.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini