Ia mengatakan "contoh paling baik oleh Israel" yang "berdasarkan hegemoni Yahudi dan Zionis dan subordinasi struktural minoritas Arab".
Etnis Arab di Israel emmang kini hanya 20% dari total populasi.
Mencontoh ideologi ini, Smooha mengatakan jika ideologi "membuat pembeda penting antara anggota dan non-anggota negara etnis".
Non-anggota dilihat tidak diinginkan dan mengancam, sebagai agen pencampuran biologis, ketidakteraturan demografi, penurunan budaya, risiko keamanan dan sebagai musuh negara.
Ini mirip dengan pandangan Hindutva terhadap umat Islam di India yang walaupun hanya 15% dari total populasi, merupakan minoritas terbesar di India.
Pembeda antara anggota dan non-anggota negara itu tadi yang menuntun kepada amandemen yang sangat kontroversial di UU kewarganegaraan India era Modi sejak 2016.
UU yang disebut-sebut UU anti-Muslim itu akan memberikan kewarganegaraan India pada anggota agama yang ditunjuk, yaitu mulai dari minoritas Hindu, Sikh, Kristen, Buda, Jain, Zoroastrian dari tiga negara mayoritas Muslim di sekitar India: Bangladesh, Pakistan dan Afghanistan, yang telah menetap di India tanpa status hukum.
Artinya, umat Hindu dan non-Muslim tiga negara itu bisa dengan cepat menjadi warga negara India dengan alasan mereka adalah korban penganiayaan agama.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR