Intisari-Online.com – Dalam kancah peperangan, sniper menjadi ujung tombak pihak yang ingin menjatuhkan lawan dengan cara sembunyi-sembunyi.
Kehadiran para sniper itu tentu saja mengejutkan dan membuat ketakutan lawannya, karena situasi pertempuran dengan cepat bisa berubah.
Seperti yang terjadi pada konflik Jalur Gaza yang hingga kini masih belum terselesaikan.
Pada Sabtu (21/7/2018) seorang tentara Israel tewas akibat tembakan sniper Hamas.
Kejadian tersebut membuat konflik di Jalur Gaza sempat mereda, karena terjadi gencatan senjata antara pasukan Israel dan warga Palestina.
Namun, kini kembali memanas.
Pasukan Israel yang selama ini menjadi superior di Jalur Gaza rupanya menjadi ketakutan.
Mereka bisa kapan saja menjadi sasaran tembakan sniper Hamas yang dilakukan secara senyap.
Hebatnya lagi, sniper Hamas yang sengaja membunuh satu orang tentara Israel di Jalur Gaza dalam melakukan aksinya layaknya seorang prajurit sniper sejati.
Karena, para pejuang Haman sendiri tidak tahu siapa pelaku sesungguhnya.
Tentu saja aksi para sniper Hamas itu menciptakan kekacauan dan ketakutan di kalangan pasukan Israel.
Akibat kejadian itu, Angkatan Udara Israel kemudian melancarkan serangan udara secara membabi buta di Jalur Gaza.
Serangan yang dilakukan sniper itu merupakan serangan pertama kali oleh Hamas yang telah menggempur Israel sejak tahun 2014.
Hamas memang memiliki pasukan sniper yang sangat terlatih, namun mereka merasa tidak bertanggung jawab atas terbunuhnya prajurit Israel oleh tembakan sniper.
Diketahui bahwa persenjataan para sniper Hamas bukan senjata sembarangan.
Senjata para sniper Hamas itu berasal dari Austria dan Iran yang sudah terbukti dalam pertempuran.
Untuk senjata sniper buatan Austria, Hamas memakai senapan Styer HS 50 yang bisa menembak sasaran secara akurat pada jarak 1,5 km.
Sementara, di Indonesia senjata Styer ini juga menjadi egangan sniper pasukan Brimbob Polri.
Sedangkan untuk senjata sniper buatan Iran yang dimiliki Hamas dikenal merupakan senjata yang sangat ‘mengerikan’, yakni Sayad- 2.
Sayad-2, sebagai senjata sniper, merupakan senapan penembus material yang biasa digunakan untuk melumpuhkan sniper musuh (countersniper) pada jarak 2 km.
Misalnya target yang diincar sedang berlindung di balik tembok.
Senapan Sayad-2 yang pelurunya bisa menembus tembok ini menjadikan target bisa dilumpuhkan sniper secara akurat dan luka akibat tembakan pun sangat mengerikan.
Luka yang diakibatkan oleh hantaman peluru kaliber 50 BMG dari senapan Sayad-2 itu bisa langsung menembus tubuh dengan luka besar menganga.
Jika peluru Sayad-2 menembus rompi antipeluru, bisa sampai menghantam kepala targetnya, maka kepala korban bisa hilang separuh atau hilang sama sekali.
Masuk akal jika pasukan Israel menjadi sangat ketakutan terhadap sniper Hamas, karena luka yang sangat mengerikan dan korbannya nyaris sulit ditolong itu. (Agustinus Winardi)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari