Dampak Hasil Konferensi Meja Bundar Indonesia Terpaksa Menanggung Utang Warisan Penjajahnya, Ternyata untuk Ini Belanda Gunakan Uang dari Indonesia

Khaerunisa

Editor

(ilustrasi) Dampak Hasil Konferensi Meja Bundar Indonesia Terpaksa Menanggung Utang Penjajahnya, Ternyata untuk Ini Belanda Gunakan Uang dari Indonesia
(ilustrasi) Dampak Hasil Konferensi Meja Bundar Indonesia Terpaksa Menanggung Utang Penjajahnya, Ternyata untuk Ini Belanda Gunakan Uang dari Indonesia

Intisari-Online.com - Dampak hasil Konferensi Meja Bundar Tahun 1949, Indonesia harus menanggung utang Belanda sebesar 4,3 miliar gulden atau setara 1,13 miliar dollar AS saat itu.

Hasil yang memberatkan Indonesia itu mencapai keputusan final setelah negosiasi yang alot antara perwakilan Indonesia dan Belanda.

Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan pada 23 Agustus-2 September 1949 di Den haag, Belanda.

Dalam perundingan itu, Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Mohammad Hatta dan wakilnya Mohammad Roem.

Baca Juga: Konflik Indonesia-Belanda selama 4 Tahun Dimulai Ketika Belanda Ingin Kembali Berkuasa di Indonesia, Tak Tinggal Diam, Ini Sederet Perlawanan di Berbagai Daerah!

Selain mereka, Delegasi Indonesia terdiri dari beberapa komite yang diketuaioleh Prof. Supomo, Dr. Juanda, Dr. Leimena, dan Dr. Ali Sastroamidjojo.

Beberapa delegasi lainnya yang menghadiri KMB yaitu Delegasi Federalis/Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) yaitu komite yang didirikan oleh Belanda untuk mengelola Republik Indonesia Serikat (RIS). Sultan Hamid yang merupakan putra sulung dari sultan ke-6 Pontianak, memimpin delegasi ini.

Sementara Ketua Delegasi Belanda adalah Mr Van Maarseveen (Menteri Wilayah Seberang Laut), dengan Perdana Menteri Belanda saat itu, Dr Drees, menjadi Ketua KMB.

Konferensi Meja Bundar juga dihadiri oleh peninjau dari Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB).

Baca Juga: Akhiri Penjajahan Belanda atas Indonesia, Ini Nama-nama Tokoh yang Wakili Indonesia dalam KMB

Tujuan utama Indonesia duduk dalam Konferensi Meja Bundar adalah untuk mengakhiri sengketa kedaulatan, di mana Belanda tak mengakui kemerdekaan RI.

Hal itu dicapai dalam KMB dengan disepakatinya pengakuan kedaulatan oleh Belanda akan dilaksanakan pada bulan Desember 1949.

Namun, KMB bukan hanya menghasilkan keputusan tersebut. Ada beberapa poin lainnya yang menjadi keputusan perundingan ini.

Salah satunya adalah bahwa Indonesia harus menanggung utang Belanda dari zaman pemerintahan Hindia Belanda hingga penyerahan kedaulatan.

Baca Juga: Termasuk Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia, India dengan Cepat Berikan Dukungannya Tak Lepas dari Kecerdikan Sosok Ini

Itu menjadi salah satu syarat dari Belanda untuk mengakui kedaulatan Indonesia, yang mana utang tersebut jumlahnya sangat besar.

Membengkaknya utang Hindia-Belanda juga karena banyak biaya yang harus dikeluarkan Belanda untuk melakukan dua agresi militer.

Di sisi lain, pihak Indonesia hanya mau menanggung utang Hindia-Belanda hingga Maret 1942, atau berakhirnya era Hindia-Belanda seiring kedatangan Jepang.

Indonesia tidak mau menanggung utang yang timbul dari pengeluaran perang selama Agresi Militer Belanda, yang artinya itu adalah biaya untuk menindas Indonesia sendiri.

Baca Juga: Selama Ini Dikabarkan China Ingin Menguasainya Karena Cadangan Minyaknya, Sebenarnya Segini Cadangan Migas yang Melimpah di Laut China Selatan dan Siapa yang Sebenarnya Bisa Menggunakannya

Setelah perdebatan alot, intervensi PBB meyakinkan bahwa kesediaan membayar sebagian utang Belanda adalah harga yang harus dicapai untuk memperoleh kemerdekaan.

Utang itu dibayar Indonesia secara bertahap, dengan pembayaran terakhir diberikan pada tahun 2002, dikutip The Conversation.

Dikatakan, secara efektif jumlah yang dibayarkan Indonesia kepada Belanda adalah 3,8 miliar gulden.

Menerima 'pembayaran utang' dari Indonesia, rupanya Belanda menggunakannya untuk mendukung pemulihan negaranya pascaperang.

Baca Juga: Bukan Tempat Peristirahatan Terakhir Pangeran Philip, Beginilah Penampakan Royal Vault, Ruang Bawah Tanah Tempat Jenazah Bangsawan Kerajaan 'Disimpan' hingga Dikuburkan di Pemakaman Terakhirnya

Belanda yang harus membangun kembali dirinya setelah Perang Dunia II, menggunakan pinjaman Marshall Plan dari Amerika Serikat.

Pinjaman itu pula yang digunakan oleh AS, untuk 'memaksa' Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.

Mengutip artikel waterkant.net oleh Usha Marhé, AS mengancam Belanda jika kemerdekaan Indonesia tidak diterimanya, AS akan menghentikan bantuan Marshall yang dijanjikan.

Selain pinjaman Marshall Plan tersebut, sejumlah uang yang 'sebanding' dari Indonesia juga menambah dana Belanda untuk memulihkan dirinya.

Baca Juga: Padahal TNI AD Bisa dengan Mudah Melumpuhkan Seluruh KKB Papua Jika Sampai Hati Gunakan Senjata Mematikan Ini, Tapi Militer Indonesia Ogah Melakukannya Karena Alasan Ini

Utang yang ditanggung Indonesia merupakan salah satu dampak hasil Konferensi Meja Bundar tahun 1949.

Selain itu, hanya beberapa tahun setelah sengketa kedaulatan berakhir, Indonesia dan Belanda kembali terlibat konfrontasi.

Penyebabnya adalah masalah Irian Barat yang masih tersisa dari hasil Konferensi Meja Bundar.

Rupanya, penundaan pembahasan masalah Irian Barat menjadi sumber konflik lainnya di kemudian hari.

Baca Juga: Konferensi Meja Bundar Resolusi Konflik Indonesia-Belanda, Ini Isi Perjanjian KMB yang Ditandatangani di Den Haag

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait