Akhiri Penjajahan Belanda atas Indonesia, Ini Nama-nama Tokoh yang Wakili Indonesia dalam KMB

Khaerunisa

Penulis

(ilustrasi) Akhiri Penjajahan Belanda atas Indonesia, Ini Nama-nama Tokoh yang Wakili Indonesia dalam KMB

Intisari-Online.com - Siapa saja tokoh yang wakili Indonesia dalam KMB, sebuah upaya diplomasi untuk mengakhiri penjajahan Belanda atas Indonesia?

Drs. Moh. Hatta dan Moh. Roem, merupakan dua tokoh yang mewakili Indonesia dalam KMB. Masing-masing sebagai pemimpin dan wakil.

Selain mereka, Delegasi Indonesia terdiri dari beberapa komite yang diketuai oleh Prof. Supomo, Dr. Juanda, Dr. Leimena, dan Dr. Ali Sastroamidjojo.

Namun, delegasi ini bersifat "one man delegation" dengan arahan Hatta.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste: Pernah Merdeka 2 Kali! Sebelum Lepas dari Indonesia Ini Fakta Deklarasi Kemerdekaan Timor Timur atas Portugal

Selain delegasi Indonesia, beberapa delegasi yang menghadiri KMB yaitu Delegasi Federalis/Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) yaitu komite yang didirikan oleh Belanda untuk mengelola Republik Indonesia Serikat (RIS).

Delegasi tersebut dipimpin oleh Sultan Hamid yang merupakan putra sulung dari sultan ke-6 Pontianak.

Perdana Menteri Belanda saat itu, Dr Drees, menjadi Ketua KMB, dan Ketua Delegasi Belanda adalah Mr Van Maarseveen (Menteri Wilayah Seberang Laut), serta dihadiri oleh peninjau dari Persatuan Bangsa- Bangsa (PBB).

Konferensi Meja Bundar atau KMB merupakan upaya diplomasi yang berhasil mengakhiri sengkete kedaulatan Indonesia-Belanda.

Baca Juga: Warga Miskin Sampai Tidak Bisa Makan, Orang Kaya di Dunia Malah Bisa Memborong Mobil Mewah Lamborghini di Tengah Pandemi, Orang Kaya Kebal Virus Corona?

Meski Indonesia telah memproklamasikan diri pada 17 Agustus 1945, namun saat itu Belanda masih ingin berkuasa di Indonesia.

Kedaulatan Indonesia belum diakui oleh Belanda. Bahkan, untuk kembali berkuasa, Belanda melancarkan agresi militernya.

Tidak tinggal diam, Indonesia melakukan berbagai upaya agar bisa sepenuhnya menjadi negara merdeka.

Mulai dari perang gerilya melawan pasukan Belanda hingga jalur diplomasi pun dilakukan.

Baca Juga: Kerap Dituduh Jadi Dalang 'Arab Springs', Faktanya Israel Justru Ketakutan dengan Revolusi di Timur Tengah

Namun, beberapa langkah diplomatik kemudian gagal menyelesaikan sengketa kedaulatan Indonesia-Belanda.

Beberapa perjanjian antara Indonesia-Belanda sebelum KMB di antaranya Perjanjian Linggarjati 1946, Perjanjian Renville 1948, dan Perjanjian Roem Royen 7 Mei 1949.

KMB sendiri dimulai pada 23 Agustus 1949 di Den Haag, Belanda. Diadakannya Konferensi ini juga merupakan salah satu kesepakatan dalam Perjanjian Roem-Royen.

Konferensi tersebut merupakan langkah awal Indonesia mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda, yang berlangsung hingga November 1949.

Baca Juga: Inilah S-400, Rudal Bikinan Rusia yang Bikin Turki Didepak AS dari Program F-35, Memang Apa Hebatnya Sampai NATO Saja Khawatir?

Jalannya dan Hasil Konferensi Meja Bundar

Para perwakilan delegasi membahas status, kesepakatan ekonomi, serta kesepakatan sosial dan militer.

Konferensi ini menegaskan agar pasukan Belanda di Indonesia ditarik secepatnya.Selain itu, Republik Indonesia Serikat (RIS) dibentuk sebagai negara federasi.

Perdebatan mengenai utang pemerintah Belanda dan status Papua Barat menjadi berkepanjangan.

Masing-masing perwakilan menyampaikan pendapatnya sendiri.

Baca Juga: Umur Manusia akan Bertambah Lebih Cepat Terutama pada 2021, Kondisi Bumi Ini Pemicunya

Pihak Indonesia tak mau membayar biaya yang menurut mereka digunakan oleh Belanda dalam tindakan militer terhadap Indonesia.

Akhirnya, intervensi PBB meyakinkan kesediaan membayar sebagian utang Belanda adalah harga yang harus dicapai untuk memperoleh kemerdekaan.

Delegasi Indonesia setuju untuk menanggung sekitar 4,3 miliar gulden utang pemerintah Hindia Belanda.

Papua Barat menjadi masalah kedua yang menyebabkan perundingan menjadi buntu.

Baca Juga: Anda yang Miliki Hewan Peliharaan, Hati-hati Menjaganya, Jangan Sampai Seperti Merpati Ini yang Sudah Terbang Puluhan Ribu Kilometer ke Negara Lain Akhirnya Harus Disuntik Mati! Ini Alasannya

Pihak Indonesia berpendapat bahwa wilayah Indonesia harus meliputi seluruh wilayah Hindia Belanda.

Namun, pihak Belanda menolak karena Papua Barat tak mempunyai ikatan dengan Indonesia.

Kesepakatan terjadi setelah status Papua Barat akan ditentukan setelah satu tahun penyerahan kedaulatan.

Konferensi secara resmi ditutup di Gedung Parlemen Belanda pada 2 November 1949.

Baca Juga: Dijuluki 'Baronnya Perampok', Inilah Jay Gould, Pernah Bikin Ekonomi AS Hancur Lebur Hingga Picu Black Friday

Hasil KMB adalah:

Baca Juga: Tenang, Untuk Saat Ini, Masih Mustahil Indonesia Akui Israel, Setidaknya Jika Merujuk Faktor Ini

Penyerahan kedaulatan terjadi pada 27 Desember 1949, serta dilakukan di dua tempat, yakni Jakarta, Indonesia dan Amsterdam, Belanda.

Setelah KMB, Republik Indonesia diubah menjadi Republik Indonesia Serikat yang menjadi bagian dari Kerajaan Belanda.

Republik ini merupakan federasi berdaulat yang terdiri dari 16 negara bagian.

Indonesia pun mulai melantik pemerintahannya. Soekarno sebagai presiden, dan Hatta sebagai Perdana Menteri.

Baca Juga: Hati-hati Bagi Pemilik Kucing, Menurut Penelitian Parasit yang Ditemukan dalam Kotoran Kucing dapat Tingkatkan Risiko Kanker Otak pada Manusia

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait