Intisari-Online.com - India termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Pada 2 September 1946, Negara Anak Benua tersebut memberikan pengakuan kemerdekaan secara resmi kepada Indonesia.
Saat itu, pengakuan oleh negara-negara lain begitu penting bagi Indonesia yang baru memproklamasikan kemerdekaanya.
Apalagi kemerdekaan Indonesia terancam oleh kedatangan kembali Belanda ke Tanah Air dan ingin menguasai bekas wilayah jajahannya ini.
Selain menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, India juga mendukung kemerdekaan Indonesia dengan memprakarsai diselenggarakannya Konferensi Asia di New Delhi tahun 1949.
Pasca Agresi Militer Belanda II tahun 1948, India mengajak negara-negara Asia untuk meredakan konflik Indonesia-Belanda dengan mengadakan konferensi tersebut.
Konferensi yang diselenggarakan di ibu kota India, New Delhi, berlangsung pada tanggal 20-25 Januari 1949.
Dalam Konferensi ini India mengajak negara-negara Asia untuk mendukung Indonesia yang sedang berjuang melawan Agresi Militer Belanda II.
Pertemuan sejumlah negara Asia yang juga dihadiri negara luar Asia di antaranya Ethiopia, Australia dan New Zealand ini menghasilkan apa yang dikenal sebagai 'Resolusi New Delhi'.
Isi resolusi tersebut termasuk menuntut dilakukannya penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda paling lambat 1 Januari 1950, dan juga agar Belansa menarik tentaranya dari seluruh Indonesia.
Dukungan India terhadap perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaanya itu dilatarbelakangi oleh beberapa hal.
Mengutip Kompas.com, Dalam buku Sejarah Revolusi Nasional (1989) karya Nyoman Dekker, dijelaskan latar belakang dukungan India terhadap kemerdekaan Indonesia, yaitu:
Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, pada sekitar tahun 1946, India mengalami krisis pangan dan bencana kelaparan berskala nasional.
Setelah mendengar kabar tersebut, Sutan Sjahrir segera berinisiatif untuk memberikan bantuan beras kepada India.
Selain untuk alasan kemanusiaan, tujuan Sutan Sjahrir melakukan Diplomasi Beras dengan India juga juga demi kepentingan politik Indonesia.
Sutan Sjahrir menggunakan Diplomasi Beras untuk menembus blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda pasca proklamasi kemerdekaan.
Tentu saja, Sutan Sjahrir juga ingin menghimpun dukungan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia.
Pada 18 Mei 1946, Indonesia berhasil melakukan diplomasi dengan India.
Indonesia mengirimkan 500.000 ton beras kepada K.L Punjabi yang merupakan perwakilan India di Indonesia.
Sementara itu, India juga memberikan bantuan sandang kepada Indonesia pada tahun yang sama.
Pasca proklamasi, Sutan Sjahrir memang dikenal sebagai ujung tombak perjuangan diplomasi Indonesia.
Sebelum menunjukkan kecerdikannya dengan Diplomasi Beras ke India, ia telah menunjukkan sepak terjangnya.
Ia melakukan perundingan dengan Belanda terkait dengan pertempuran pasca proklamasi di beberapa kota Indonesia.
Sutan Sjahrir juga memimpin perundingan lain antara Indonesia dan Belanda seperti perundingan Hoge Valluwe dan Linggarjati.
Dalam melaksanakan perundingan, Sutan Sjahrir tetap konsisten untuk berpegang teguh pada nilai-nilai humanisme dan demokrasi.
Ia juga ditunjuk sebagai salah satu delegasi Indonesia pada Sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Success, New York, pada bulan Agustus 1947.
Dalam Sidang Dewan Keamanan PBB, Sutan Sjahrir memberikan pidato yang mampu membuat takjub hampir seluruh peserta sidang di Lake Success.
Tak heran, tokoh Indonesia yang satu ini dikenal sebagai ujung tombak diplomasi Indonesia pada masanya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari