Intisari-Online.com - Junta militer Myanmar kian hari kian beringas dalam menghadapi para demonstran atau pihak mana pun yang menentang mereka.
Bahkan, seolah tak cukup dengan membantai para demonstran yang nyaris tanpa senjata serta menyeret mayat mereka, militer Myanmar kini malah gunakan senjata lebih berbahaya.
Sebuah senjata yang benar-benar terasa sangat tak pantas digunakan mengingat 'lawan' mereka hanyalah para demonstran yang bermodalkan spanduk, bukan senjata.
Tak ayal, penggunaan senjata tersebut memicu lonjakan jumlah demonstran yang tewas sebanyak 80 orang hanya dalam satu hari.
Senjata apakah yang dimaksud? Simak dalam ulasan berikut ini.
Sebelumnya, pasukan militer Myanmar sendiri disebut telah menewaskan lebih dari 700 warga sipil sejak kudeta 1 Februari oleh sebuah kelompok hak asasi manusia.
Banyak yang meyakini bahwa jumlah sebenarnya dari mereka yang terbunuh kemungkinan besar jauh lebih tinggi, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), yang telah melacak kematian sejak kudeta dimulai.
Lebih mengerikan lagi, militer Myanmar juga diklaim melakukan hal tak pantas terhadap para jasad yang tewasa atau korban yang terluka.
KOMENTAR