Intisari-Online.com - Hingga kini, Myanmar masih dikuasai junta militer yang melakukan kudeta sejak awal Februari lalu.
Negara-negara Barat termasuk AS, Inggris dan Australia telah memberlakukan atau memperketat sanksi terhadap para jenderal dan jaringan monopoli bisnis militer yang besar sebagai tanggapan atas kudeta, penahanan dan penggunaan kekuatan mematikan terhadap para demonstran. Uni Eropa pun diharapkan untuk mengikuti langkah tersebut.
Rusia, yang telah menunjukkan dukungan kepada dewan militer yang berkuasa di Myanmar, pada Selasa mengatakan, Barat berisiko memicu perang saudara di negara itu dengan menjatuhkan sanksi pada junta militer.
Melansir Business Day, Rabu (7/4/2021), Fitch Solutions mengatakan dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada hari Rabu bahwa hanya dengan sanksi Barat saja tidak mungkin berhasil dalam memulihkan demokrasi Myanmar.
Ia meramalkan revolusi kekerasan antara militer di satu sisi dan oposisi bersenjata dari anggota gerakan anti-kudeta dan milisi etis dalam jangka menengah.
Beberapa milisi etnis, yang menguasai sebagian besar wilayah perbatasan Myanmar, mengatakan mereka tidak dapat berdiam diri karena junta membunuh orang dan telah melibatkan militer dalam pertempuran kecil.
Fitch mengatakan Myanmar sedang menuju negara gagal. "Meningkatnya kekerasan terhadap warga sipil dan milisi etnis menunjukkan bahwa Tatmadaw semakin kehilangan kendali atas negara," katanya, menambahkan bahwa sebagian besar orang mendukung pemerintah paralel.
Senasib bahkan lebih buruk dari Myanmar, berikut ini adalah beberapa negara paling gagal di dunia, melansir Business Insider:
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR