Ini membantu pesawat mengurangi jarak yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan lepas landas yang memadai.
Tetapi berat bukan satu-satunya masalah, sistem kontrol J-15 tampaknya memiliki beberapa masalah yang tidak dapat diperbaiki oleh para insinyur China.
Buktinya, pesawat ini telah berulang kali jatuh dalam penerbangan pelatihan, menyebabkan China kehilangan banyak pilot yang baik.
Pada bulan Juli 2019, kepemimpinan Tiongkok tampaknya tidak sabar dengan J-15 dan mengajukan permintaan untuk membangun model baru.
Salah satu solusinya adalah dengan menyempurnakan pesawat tempur siluman J-20 agar sesuai untuk digunakan di kapal induk.
Namun J-20 juga mengalami masalah karena Rusia tidak memberikan mesin AL-31FM2 kepada China.
Model pesawat ini juga pernah meluncurkan rudal dari kompartemen tersembunyi di bawah perut, melainkan hanya memamerkan senjata saat uji terbang.
Pakar militer Rusia Vasily Kashin mengatakan kepada Sputnik bahwa Beijing masih harus menggunakan J-15 karena tidak ada solusi yang lebih layak.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR