Intisari-online.com -Kabar mengejutkan dari Peru, dengan Menteri Luar Negeri Peru Elizabeth Astete mengabarkan ia mengundurkan diri.
Hal ini ia lakukan setelah mengetahui ia menerima dosis vaksin virus Corona dari perusahaan Sinopharm China.
Vaksin dari China itu segera menjadi masalah setelah diterima di luar pengujian klinis dan sebelum program imunisasi nasional dimulai.
Sehari sebelumnya, Presiden Peru Fransisco Sagasti mengatakan ia menerima pengunduran diri dari Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti.
Menkes mundur karena skandal yang melibatkan mantan presiden Martin Vizcara.
Martin Vizcara ternyata diketahui menerima vaksinasi lebih awal dari yang lain.
Artinya, vaksin yang sudah masuk ke Peru sebelum vaksinasi dimulai diberikan kepada mantan presiden Vizcarra.
Vizcarra digulingkan oleh Kongres Peru November atas tuduhan korupsi, mengatakan ia tidak melewati batas untuk menerima vaksinasi, tapi ia mendapatkannya sebagai bagian dari uji coba yang dilaksanakannya.
Astete, yang telah menahan unggahannya sejak November, mengatakan ia diinokulasi pada 22 Januari setelah menerima tawaran universitas Peru Cayetano Heredia.
Universitas Cayetano Heredia adalah universitas yang bertanggung jawab atas uji coba, untuk menerima vaksin Sinopharm dari "sisa-sisa" tes.
"Saya sadar kesalahan serius yang aku buat, yang menjadi alasan mengapa saya memutuskan tidak akan menerima dosis kedua," ujarnya melalui akun resminya.
"Untuk alasan yang telah saya tetapkan, saya telah berikan surat pengunduran diri saya ke presiden."
Universitas Cayetano Heredia hari Minggu lalu juga menampik jika Vizcarra adalah relawan uji coba sebagaimana klaimnya.
Pihak universitas menyatakan pemimpin program uji coba vaksin telah mengabari otoritas kesehatan Peru "jika Martin Vizcarra dan istrinya Maribel Diaz Cabello bukanlah bagian dari kelompok relawan subyek penelitian sebanyak 12 ribu orang".
Koran lokal Peru menguak jika Vizcara telah menerima suntikan vaksin Oktober.
Artinya sudah cukup lama Vizcarra mendapat vaksin berbulan-bulan sebelum negara Amerika Selatan itu memulai program inokulasi secara resmi.
Vizcarra diinokulasi beberapa minggu saja sebelum ia dimakzulkan oleh Kongres dan diusir dari kantor presiden Peru atas dakwaan "tidak kompeten secara moral".
Ia mengutarakan "kejutan besar" untuk pernyataan Universitas Cayetano Heredia, dan menyebut kembali ia menerima dua dosis sebagai subjek uji coba tersebut.
Ia mengatakan tidak ada "kesalahan administratif atau kejahatan" dan memperingatkan aksinya digunakan oleh "musuh negara dengan niat mendiskreditkan dirinya."
Vizcara mengatakan ia merahasiakan vaksinasi tersebut karena "relawan harus mempertahankan kerahasiaan".
Pemerintah Peru umumkan awal Januari kesepakatan dengan Sinopharm untuk membeli lebih dari 38 juta dosis vaksin.
Pengiriman pertama adalah 300 ribu vaksin yang sampai seminggu yang lalu.
Program imunisasi melawan Covid-19 sendiri dimulai Selasa dengan aplikasi dosis pertama untuk para pekerja medis yang paling rentan terpapar penyakit baru ini.
Presiden Sagasti, pelaksana tugas presiden sampai pemilu dilaksanakan April menjadi penerima vaksinasi pertama kali sebagai bagian dari kampanye tersebut.
Peru telah mencatat lebih dari 1.2 juta kasus virus Corona dan lebih dari 43.400 kematian di antara 33 juta warganya.
Sistem kesehatan mereka kewalahan, dengan lebih dari 14.200 warga dirawat di rumah sakit dan membutuhkan oksigen.
Pemerintah telah mengatakan berniat memvaksin 10 juta orang sampai Juli.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini