Demikian pula dengan manusianya; laki-laki, wanita, anak-anak, tua-muda, mengenakan kalung daun kelapa muda.
Itulah pertanda menyongsong kedatangan Ratu Adil.
Warna pusaka, merah-putih mulai tampak berselingan dengan daun kelapa muda.
Bendera triwarna sudah lenyap dan tiada seorang pun yang ada hayatnya membela Belanda.
Sepanjang hari dan sepanjang malam orang keluar di jalan-jalan, di lorong-lorong bersorak-sorai.
Sekarang tidak ada pemerintahan sewenang-wenang lagi. Tidak ada pajak apapun. Rakyat tidak perlu membayar apa-apa.
Setiap keluarga dapat rumah. Tidak perlu bayar listrik. Setiap anak sekolah di Sekolah Tinggi.
Juga, mulai sekarang tidak ada ndoro, tidak ada tuan atau nyonya, tidak ada kuli dan budak: semua orang sama.
Perbedaan antara kaya dan miskin tidak ada lagi. Semua orang kaya dan semua orang miskin. Hukum sama-rata dan sama-rasa berlaku.
Baca Juga: Kisah Pilu Mantan Seorang Jugun Ianfu Setelah 50 Tahun: Oh Tuhan, Jangan Biarkan Mereka Membawaku!
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR