Intisari-Online.com – Virus Covid-19 rupanya tidak mengenal siapapun korbannya.
Mereka yang lemah dalam sistem kekebalan tubuhnya, bisa dengan mudah terpapar virus corona.
Tidak peduli orang kota atau tinggal di pedesaan, pekerja atau yang hanya diam di rumah saja, bila mereka tidak menjaga kesehatan dan mengikuti protokol kesehatan.
Akhir Januari 2021, seorang eksekutif dari kelompok Kobe Yamaguchi-gumi, yang berada dalam konflik terpecah dengan Yamaguchi-gumi ke-6, dikabarkan meninggal dunia.
Kabar ini tersebar di masyarakat gangster.
Usaha menutupi segalanya karena virus corona, menjadi ketakutan dibandingkan dengan pistol Yakuza.
"Kita menjadi sangat takut dengan corona, semua harus ditutupi karena nama akan jadi rusak nantinya," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (4/2/2021) dari kalangan Yakuza Jepang.
Eksekutif yakuza itu berusia 60-an tahun dan memiliki penyakit penyerta, meninggal karena corona dan semua anggota geng berusaha tutup mulut.
"Orang yang terkena corona ada di organisasi di mana-mana. Tetapi saya tidak pernah mendengar dia kehilangan nyawanya karena Corona. Saya pikir yakuza itu enggan tanpa alasan," ujarnya.
Belum bisa memastikan apakah eksekutif ini adalah gangster Yakuza pertama yang meninggal akibat infeksi corona.
Namun, penuaan dari jajaran atas organisasi gangster luar biasa. Bos Yamaguchi-gumi Shinobu Tsukasa berusia 79 tahun, dan Kobe Yamaguchi-gumi Kunio Inoue berusia 72 tahun.
Tidak ada perbedaan besar dalam usia antara pimpinan organisasi yakuza, dan tidak ada keraguan bahwa mereka gugup.
Standar etika di Yakuza adalah, apabila menderita corona, mereka harus melapor ke pimpinan atasannya.
"Semua harus lapor ke atasannya dan harus diam menyimpan rahasia. Bayangkan apa dampaknya kalau sampai tersebar luas, bahkan meninggal, apalagi kalau terkena Corona, runyam semua nanti organisasi tersebut di mata organisasi lainnya," kata dia.
Dalam beberapa kasus, nama grup mungkin akan hilang, ditertawakan dan sebagainya kalau rahasia corona ini sampai menyebar.
Pada tanggal 13 Desember 2020, organisasi gangster di Jepang bagian barat, upacara pembukaan diadakan sebelum liburan Tahun Baru, dan merupakan kebiasaan bagi ketua tim langsung untuk menyapa bos mereka.
Namun, beberapa organisasi, termasuk Yamaguchi-gumi ke-6, membatalkan upacara minum sake tersebut (sakazuki) bagi anggota yang baru bergabung.
Meskipun diadakan dengan pengurangan jumlah orang dan dilakukan social distancing yang ketat pula di yakuza.
"Wajar jika memakai masker saat pergi ke kantor. Ada juga pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk, dan Anda dengan hati-hati mensterilkan tangan dengan alkohol. Saat Anda memasuki kamar. Hal ini adalah pertama kalinya untuk mengukur suhu dan desinfeksi dengan alkohol," ujarnya.
Sejak keadaan darurat (PSBB) kedua, sebagian besar organisasi telah membatalkan pertemuan seperti sakazuki, pertemuan-pertemuan bersama, kunjungan ucapan selamat, dan pertemuan eksekutif.
"Kantor polisi adalah yang paling tidak bisa diandalkan. Apapun yang terjadi, saya tidak bisa ditangkap sekarang. Saya mendesak anak-anak muda untuk tidak melakukan kesalahan," kata dia.
Seorang pemimpin kelompok yakuza berkata dengan ekspresi serius. Pacaran yang tidak perlu dan tidak mendesak ditunda sebisa mungkin.
Tetapi seperti politisi, gangster menghasilkan uang melalui hubungan satu sama lain.
Beberapa bos menyatakan bahwa "Shinogi lahir dari makan malam" dan tidak mungkin menghentikan semuanya.
Bentrokan dan perkelahian tidak bisa dihindari, tetapi banyak organisasi melarang keras konflik dalam keadaan darurat.
Perjuangan divisi Yamaguchi-gumi juga dalam gencatan senjata. (Richard Susilo)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari