Mengejutkan! Padahal Sudah Dinyatakan Meninggal Karena Covid-19, 9 Hari Kemudian Tetiba Wanita Spanyol Ini Pulang ke Rumah, Apa yang Terjadi Sebenarnya?

K. Tatik Wardayati

Penulis

(ilustrasi) pemakaman korban Covid-19.

Intisari-Online.com – Wabah pandemi Covid-19 yang hingga kini masih saja membawa korban jiwa, belum jelas kapan akan segera berakhir.

Mereka yang dinyatakan meninggal karena Covid-19, tidak diperkenankan untuk dibawa pulang ke rumah untuk disemayamkan oleh keluarga, melainkan langsung dimakamkan.

Itu adalah protokol yang berlaku terhadap para korban meninggal karena Covid-19, siapa pun mereka.

Seorang pensiunan di Spanyol mengejutkan keluarganya saat ia kembali ke panti jompo 9 hari setelah dirinya disebut meninggal karena Covid-19.

Baca Juga: Geger Foto Viral Kuitansi Rp 15 Juta untuk Proses Pemakaman Jenazah ODP Covid-19, Pemerintah Daerah Tegur Rumah Sakit, Keluarga Justru Membela dan Balik Kritik Pemerintah, Ada Apa?

Dilansir Mirror, rupanya wanita itu menjadi korban "salah identitas."

Kejadian bermula saat Rogelia Blanco (85) dinyatakan meninggal akibat Covid-19 pada 13 Januari 2021 saat menjalani perawatan di rumah perawatan khusus.

Pemakamannya dilakukan keesokan harinya.

Karena protokol kesehatan, keluarga Blanco tidak bisa menghadiri pemakaman itu, koran La Voz de Galicia mengabarkan.

Baca Juga: Polemik Vaksin Covid-19 Diprediksi Mengancam Keseimbangan Dunia, Negara Miskin Kekurangan Vaksin Sementara Negara Kaya Menderita, Bagaimana Bisa?

Saat Rogelia tiba-tiba pulang ke panti jomponya di Xove, Spanyol Sabtu (23/1/2021), sang suami langsung menangis terharu.

Raman Blanco, yang juga tinggal di panti jompo Xove bersama istrinya, sangat terkejut ketika mengetahui bahwa yang meninggal adalah teman sekamar Rogelia saat menjalani perawatan.

"Saya tidak percaya. Saya menangis, setelah diberitahu kabar kematian istri saya," katanya kepada surat kabar itu.

Yayasan San Rosendo, yang menjalankan panti tersebut, mengatakan kesalahan itu terjadi setelah Rogelia didiagnosis positif Covid dan dibawa ke panti jompo lain untuk isolasi bersama dengan pasien lain yang dinyatakan positif.

"Di antara orang tua yang dipindahkan, ada dua wanita yang ditempatkan di ruangan yang sama," kata yayasan itu, menurut surat kabar La Voz de Galicia.

Mereka dipindahkan ke rumah perawatan Os Gozos di Pereiro de Aguiar, 223km dari Xove, pada 29 Desember, kata surat kabar itu.

Kesalahan identifikasi selama proses pemindahan dari Xove ke Pereiro de Aguiar menyebabkan ada satu orang yang dinyatakan meninggal pada 13 Januari, tetapi identitasnya salah.

Menurut outlet berita Spanyol, yayasan tersebut menyatakan penyesalannya atas "insiden yang tidak menguntungkan" itu.

"Ini adalah peristiwa satu kali, di antara lebih dari 100 transfer yang telah dilakukan sejak Desember lalu ke Os Gozos," surat kabar itu mengutip pernyataan mereka.

Baca Juga: Sempat Dipuja-puji karena Berhasil Kendalikan Pandemi Covid-19, Timor Leste Mendadak Terapkan Lockdown, KBRI Sibuk Pulangkan WNI

Pengadilan telah diberitahu untuk membalikkan kesalahan atas kematian Blanco, kata pernyataan itu.

Kisah Serupa: Pria di Honduras Dikira Meninggal karena Covid-19 karena Tak Pulang Berhari-hari

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, seorang wanita di El Carmen, Honduras terkejut melihat suaminya pulang beberapa hari setelah dimakamkan.

Wanita tersebut awalnya yakin telah memakamkan suaminya yang meninggal karena Covid-19, menurut laporan yang dilansir Mirror.

Peristiwa bermula saat suami dari Victoria Sarmiento, Julio, tak pulang ke rumah selama beberapa hari.

Pria 65 tahun itu tidak memberi kabar apapun.

Setelah berhari-hari mencari suaminya, Victoria yang khawatir lantas membawa dokumen identitas suaminya ke rumah sakit setempat pada 30 Desember.

Di rumah sakit itu, Victoria diberitahu staf, suaminya mungkin telah meninggal karena virus corona.

Victoria dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit de Occidente dan melihat jasad suaminya.

Baca Juga: Padahal Vaksinasi Sudah Dilakukan, Nyatanya Belasan Ribu Orang Israel Positif Terpapar Covid-19, Kok Bisa?

Jasad itu pun kemudian dibawa untuk dimakamkan.

Victoria menyewa petugas pemakaman untuk memindahkan jenazah suaminya itu sejauh 30 mil dari rumah sakit ke desanya San Nicolas, Copan.

Ia membayar 10.500 lempiras (Rp6 juta) untuk biaya pemakaman.

Saat Victoria masih berduka, empat hari kemudian, suaminya, tiba-tiba pulang ke rumah.

Julio rupanya terluka akibat terjatuh di sebuah ladang di kotamadya tetangga Trinidad.

Ia jatuh selama perjalanan dan tidak bisa bangun lagi.

Ia akhirnya tetap di sana selama beberapa hari tanpa makanan atau minuman.

Victoria yang mengetahui suaminya masih hidup lantas memprotes pihak rumah sakit dan menuntut ganti rugi.

Victoria mengatakan kepada surat kabar LaPrensa Hondura: "Bukan suamiku yang meninggal, karena suamiku ada di sini sekarang. Aku mengenalinya."

Baca Juga: Sedang Ramai PSBB Jawa-Bali Bakal Diperpanjang, Kampung Ini Justru Tidak Pernah Terjangkit Covid-19 Sekalipun, Apa Rahasianya?

"Saya ingin mereka mengembalikan sebagian dari apa yang saya bayar, karena mereka memberi saya tubuh seseorang yang tidak saya kenal."

"Pihak berwenang di kamar mayat seharusnya memeriksanya dengan baik untuk melihat apakah itu benar-benar suami saya."

Rumah Sakit de Occident mengonfirmasi, pria tak dikenal yang dimakamkan Victoria tiba di rumah sakit dalam gejala serius Covid-19 pada 27 Desember.

Dia meninggal beberapa jam kemudian.

Direktur rumah sakit, Juan Carlos Cardona bersikeras, Victoria lah yang salah mengidentifikasi pria itu sebagai suaminya.

Cardona berkata, "Instruksi dari Komite Darurat Kota adalah untuk meninggalkan seorang pasien yang meninggal karena Covid di kamar dingin selama enam hari hingga ada anggota keluarga yang muncul."

"Kemudian sang istri muncul, membawa kartu identitasnya, mengenalinya dan mengatakan, dia suaminya."

Cardona menambahkan, setelah staf mencatat kemiripan fisik pria yang meninggal dengan foto yang dibawa Victoria, Victoria kemudian mengenali tubuh seorang pria yang ia sebut suaminya di kamar mayat rumah sakit itu.

Direktur rumah sakit itu berkata: "Dengan protokol keamanan yang benar, kantong plastik dibuka dan Victoria berkata, itu adalah suaminya. Itulah mengapa mayat itu diserahkan kepadanya."

Baca Juga: Ekonominya Sendiri Hancur Lebur Akibat Covid-19, Amerika Malah Berencana Habiskan Uang Sebanyak Ini Untuk Membantu Timor Leste, Apa Tujuannya?

Menurut rumah sakit, salah satu anak Julio menghubungi mereka untuk mengungkapkan keraguan tentang orang yang meninggal itu setelah membuka peti mati pada hari pemakaman.

Tetapi mereka tetap melanjutkan pemakaman meskipun ragu.

Cardona berkata: "Hal yang logis adalah membawa mayat itu kembali sehingga kami dapat menyelidikinya."

"Tapi kemudian kerabat menelepon kembali dan mengatakan dia adalah orang yang tepat dan mereka akan menguburkannya."

"Kami telah mendokumentasikan semuanya."

"Kami bahkan mendapat permintaan maaf dari salah satu anak, jika ini menjadi gugatan." (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Baca Juga: Peristiwa Paling Mematikan dalam Sejarah Amerika, dari Serangan Pearl Harbor, Epidemi HIV/AIDS, Hingga Pandemi Covid-19

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait