Divonis Hukuman Penjara 492 Tahun Karena Kekejamannya dalam Membunuh Orang-orang, Pembunuh Terkenal 'The Wolf' Justru Meninggal Karena Covid-19

May N

Penulis

setelah jalani hukuman 492 tahun di penjara Meksiko karena kejahatannya, sosok pembunuh 'the wolf' meninggal karena virus Corona

Intisari-online.com -Warga Meksiko mungkin tidak akan pernah melupakan sosok mengerikan bernama 'The Wolf'.

Ia adalah pembunuh terkenal yang telah membunuh 10 orang dan membuat lusinan warga cedera saat penembakan di alun-alun Meksiko.

Disebut The Wolf, pembunuh wanita ini aslinya bernama Maria Guadalupe Buendia Torres.

Baru-baru ini dikabarkan ia meninggal di dalam penjara di Meksiko tengah.

Baca Juga: Kekayaan Alam Tak Menjamin Negara Ini Bertahan Makmur, Justru Terpuruk Bangkrut Usai 'Hamburkan' Uang pada Rakyat, Mata Uangnya pun Seakan Tak Ada Harganya

Akibat kejahatannya membunuh 10 orang bersamaan dalam baku tembak tersebut, ia divonis hukuman 492 tahun.

Ia telah dipenjara sejak tahun 2000.

Kala itu, baku tembak terjadi antara organisasinya dan musuh politiknya.

Namun, ia justru meninggal dunia karena Covid-19.

Baca Juga: Rumah Sakit 'Menganggur' Tiga Bulan, Pasien Syok Mengaku Melihat Ular di Dalam Rumah Sakit, Dokter yang Memeriksanya Lebih Syok Tidak Temukan Ular Tetapi Justru Temukan Hewan Ini

Setelah sebelumnya diketahui ia menderita diabetes tipe 2, ia dipindahkan ke rumah sakit swasta daerah Toluca.

Kala itu ia sudah tunjukkan gejala Covid-19.

Namun, pada Minggu pagi ia alami kegagalan pernapasan dan akhirnya ia meninggal.

Baca Juga: Setiap Hari Terjadi Penambahan Ratusan Kasus Positif Virus Corona, Rupanya Uji Sampel Covid-19 di Indonesia Masih Jauh dari Syarat WHO

Pemerintah Meksiko masih tidak yakin bagaimana para tahanan bisa menderita Covid-19 di balik penjara.

The Wolf bukan merupakan oknum yang menembak para korban.

Namun ia ditanggap dan didakwa karena ia adalah otak di balik baku tembak tersebut.

Wanita tersebut adalah kepala 'Organisation of Towns and Colonies' (OCP) untuk Institutional Revolutionary Party (PRI) atau Partai Institusi Revolusional pada tahun 90-an silam.

Baca Juga: Dipercaya Sebagai Ladang Ganja Terbesar di Dunia, Inilah Penampakan Kebun Ganja Bernilai Rp19 Miliar, yang Disembunyikan Jauh di Perut Bumi

Kemudian ia gunakan organisasi tersebut sebagai front untuk menginvasi dan mengambil alih lahan dan perkebunan orang lain secara ilegal.

Lahan dan perkebunan yang telah diambil alih tersebut kemudian diberikannya kepada anggota partai yang lain.

Pada tahun 1995, ia mendapatkan lebih dari 80 tuntutan dakwaan, dari perampasan sampai luka parah, penggusuran dan invasi lahan.

Pada satu titik dia bahkan dilaporkan bertanggung jawab mengancam publik dengan cara memutus suplai air jika mereka tidak lakukan apa yang ia minta.

Baca Juga: Jauh Sebelum Indonesia Terpapar Covid-19, Ilmuwan Pernah Ungkap Hanya 3 Skenario yang Bisa Mengakhiri Virus Corona, Meski Virus Ini Tak Bisa Dimusnahkan

Akibat pengaruh politiknya dia yakin dirinya tidak akan tersentuh oleh hukum Meksiko.

Bahkan ia disebutkan akan memberi posisi kepada teman dekat dan anggota keluarganya di posisi politik pemerintahan.

Buendia Torres kemudian ditahan bersama suaminya, anak dan sepupunya dan telah dipenjara sampai akhirnya meninggal karena virus Corona.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait