Intisari-online.com -Sampai sekarang banyak orang masih percaya dengan harta karun di bawah laut.
Itulah sebabnya kapal ini begitu terkenal.
Dikutip dari History, dua puluh depa di perairan Lough Swilly, tersimpan emas bernilai lebih dari 10 juta Dollar AS.
Lough Swilly merupakan fyord glasial di lepas pantai Irlandia, Donegal.
Harta itu adalah semua yang tersisa dari harta karun yang tenggelam selama Perang Dunia 1 dari kapal HMS Laurentic.
HMS Laurentic sendiri adalah kapal penjelajah dagang Inggris, dilengkapi senjata, yang menabrak dua ranjau dan tenggelam pada 25 Januari 1917.
Kapal itu membawa lebih dari 3200 keping emas, seberat 44 ton dan bernilai dari Bank Inggris hampir 5 juta Poundsterling, yang saat ini setara 1,7 miliar Dollar AS (Rp 23 Triliun) dari Liverpool ke Halifax, Nova Scotia.
Sekutu mengirimkan kapal itu untuk membeli senjata dan suplai dari AS.
Dari total 475 petugas, awak dan penumpang kapal, hanya ada 121 yang selamat.
Mayoritas penumpang meninggal karena terpapar berhari-hari di sekoci terombang-ambing di perairan ganas dekat Lough Swilly yang terbuka menuju Samudra Atlantik.
Kapal yang karam tenggelam sedalam 120 kaki, lengkap dengan semua emas yang ada di dalamnya.
Sejak saat itu lebih dari satu abad petualangan mencari peti perang Laurentic yang berharga telah berlangsung, menurut Joseph Williams, penulis "The Sunken Gold", buku mengenai upaya penyelamatan kapal itu.
Baca Juga: Benarkah Bajak Laut Suka Mengubur Harta Karun yang Dimilikinya Seperti di Film?
Sembari meneliti untuk bukunya, Williams melacak memori tidak dipublikasikan yang ditulis oleh Letnan Komando Guybon Damant, sosok yang memimpin perburuan asli emas dan bertahan terus memburu bahkan saat pasukan Angkatan Laut siap melupakan perburuan tersebut.
Departemen Angkatan Laut Inggris bersusah payah berharap bisa menyimpan agar keberadaan harta karun itu tetap rahasia.
Mereka merahasiakannya dari Jerman, dan untuk melakukannya mereka memanggil Damant ke Aula Putih di London pada awal tahun 1917.
Damant dianggap ahli dalam penyelaman laut, dan ia telah membantu metode dekompresi aman untuk mencegah penyakit para penyelam.
Ia juga pernah bekerja sebaai inspektur penyelaman untuk Royal Navy.
Segera setelah timnya menemukan lokasi kapal karam itu pada Maret 1917, pekerjaan sebenarnya dimulai.
Penyelam menggunakan linggis untuk membuka kotak dan membersihkan puing-puing yang menghalangi jalan ke bagian dalam kapal.
Mereka juga menghadapi kemungkinan serangan yang selalu ada oleh U-boat Jerman.
Pertengahan Maret, mereka berhasil mencapai gerbang besi berpalang, menandai pintu masuk ke ruang kuat kapal.
Kegembiraan memuncak saat penyelam utama Ernest Charles "Dusty" Miller membuka pintu ruang bagasi dan meluncur ke sebuah lorong hingga masuk ke dalam tumpukan kotak berisi emas.
Perlahan-lahan Miller dan penyelam lain mulai memindahkan kotak emas ke permukaan, tapi sebelum berhasil memindahkan semuanya, sudah ada hujan badai yang menghambat pekerjaan.
Saat mereka siap kembali awal April, Laurentic sudah dalam keadaan yang jauh berbeda.
"Saat mereka kembali, mereka temukan bangkai kapal itu telah hancur seperti akordion," ujar Williams.
"Mereka mencoba mengakses ruang emas lagi dengan rute yang sama, tapi karena semuanya hancur, yang sudah dibersihkan selama 9 kaki telah hancur turun beberapa kaki lagi.
Tim Damant menggunakan bahan peledak untuk ledakkan koridor di dalam bangkai kapal tersebut, sampai mencapai ruang kuat saat mereka terakhir melihat emas.
"Tiba-tiba mereka mendengar penyelam di telepon berkata 'Emasnya tidak ada di sini. Dek penuh dengan lubang!'" ujar William mengingat yang terjadi.
"Seluruhnya terkoyak dan emasnya jatuh lebih dalam ke bangkai kapal itu. Mereka tahu tugas mereka bertambah setelah itu."
Tim Damant bekerja selama musim panas 1917, dan pada awal September telah menyelamatkan total 542 kotak emas dari aslinya 3.211 kotak.
Pada suatu saat, penyelam terjebak di bawah lempengan besar di dek kapal, dan dalam keadaan mendesak penyelam lain berhasil menyelamatkannya.
Kemudian Departemen Angkatan Laut mengirimkan kabar jika kerja harus ditunda, karena pengejaran kapal selam oleh Jerman membuat Angkatan Laut Inggris putus asa.
Kepala Intelijen Angkatan Laut Inggris, Laksamana William Reginald "Blinker" Hall, memanggil Damant untuk memimpin tim penyelam ditugaskan menyelamatkan kapal U-boats Jerman untuk menemukan buku sandi, peta ladang ranjauh dan apapun yang bisa membantu Sekutu mengalahkan ancaman bawah air dari Jerman.
Bangkai kapal itu dikelilingi oleh ranjau yang masih hidup.
Tim kemudian menjelajahi setidaknya 15 bangkai kapal yang berbeda, dan menemukan materi intelijen di setengah bangkai itu.
Kemudian setelah Perang Besar berakhir pada November 1918, Damant meyakinkan Angkatan Laut untuk melanjutkan penyelamatan Laurentic daripada memberikan hak itu ke perusahaan swasta.
Baca Juga: ‘Itu Lelucon Jarak Tembak yang Bagus’, Inilah Lima Sniper Terbaik Amerika dari Perang Besar
Mei 1919 ia dan penyelamnya kembali ke Lough Swilly untuk menemukan bangkai kapal tidak banyak berubah sejak 1917.
Meskipun penyelam berhasil menemukan lokasi emasnya lagi, mereka hanya menemukan beberapa batangan pada satu waktu.
Damant kemudian sadar sebagian besar emas keluar dari lubang yang dibuat oleh ranjau untuk menenggelamkan kapal.
Pada akhir 1924, terlepas dari berbagai rintangan, tim tersebut dapat mengambil lebih dari 1.000 batang tambahan, sehingga total emas yang ditemukan sejak 1917 menjadi lebih dari 99 persen dari total cache.
Baru setelah itu Damant menasihatiDepartemen Angkatan Lautuntuk meninggalkan proyek tersebut, mengakui nilai dari 25 bar yang tersisa kemungkinan tidak akan membenarkan upaya yang diperlukan untuk menemukannya.
Untuk menghormati kesuksesannya, Damant diangkat menjadi komandan Orde Kerajaan Inggris (CBE).
Awal tahun 1930-an, Departemen Angkatan Laut Inggris telah menyerahkan hak pencarian itu ke perusahaan swasta, yang penyelamnya temukan total 5 batang emas.
Upaya yang dibuat tahun 1950-an oleh perusahaan penyelamat lain menghasilkan keping-keping logam berharga tapi tidak ada emas.
Kemudian akhir tahun 1960-an, dua bersaudara Ray dan Eric Cossum memutuskan mencari bangkai kapal Laurentic sendiri setelah sejak kecil mendengar ceritanya ketika berlibur dengan keluarga di dekat Lough Swilly.
Mereka menyelam berulang kali pada bangkai kapal itu sampai awal tahun 1970-an tapi tidak temukan emas apapun.
William memperkirakan 20 keping emas akan bernilai sebesar 10.7 juta Dollar sekarang (Rp 150 Miliar).
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini