Penulis
Intisari-online.com - Biasanya pasukan militer adalah orang-orang terpilih yang memiliki kemampuan fisik yang kuat.
Namun, pernahkah Anda membayangkan jika ada seekor hewan yang dijadikan pasukan militer.
Mungkin terdengar tak masuk akal, namun kisah soal hewan yang jadi pasukan militer ternyata benar-benar ada di dunia.
Dia adalah seekor monyet dari Afrika Selatan bernama Jackie yang ikut terjun dalam perang Dunia I.
Menurut All That Interesting, Jackie adalah monyet yang bertugas di Resimen Infanteri Afrika Selatan selama perang Dunia I.
Awalnya, Jackie juga ditemukan oleh seorang pria bernama Albert Marr.
Marr menemukannya Jackine ketika ia sedang berkeliaran di tanah pertaniaanya.
Lalu dia menangkapnya dan memutuskan untuk membawanya, untuk melatihnya menjadi anggota keluarga.
Jackie tinggal bersama Marr selama beberapa tahun dan belajar menjadi monyet terlatih, hingga kemudian tahun 1915 Marr mendaftarkan diri ke perang.
Karena tak ingin meninggalkan Jackie, Marr juga bertanya pada atasannya untuk membawa Jackie bergabung sebagai tentara.
Jawaban komandannya sangat mengejutkan,karena Jackiediperbolehkan bergabung seperti prajurit lainnya.
Tak hanya itu, Jackie juga diberi seragam lengkap, lencana, dan buku gaji beserta catatannya sendiri.
Dia juga bertindak dan diperlakukan sama seperti prajurit lainnya.
Ketika dia melihat perwira atasannya lewat dia diajari berdiri dan memberikan hormat dengan benar.
Jackie terkenalsering menyalakan rokok untuk rekan-rekan perwiranya, dan menjadi penjaga karena indra penciumannya dan pendengarannya yang bagus.
Karena dedikasi tinggi kepada tentara dia diangkat menjadi maskot resmi Resimen Transvaal ke-3 dan dibawa ke mana-mana bersama para prajurit.
Dia menghabiskan waktu di parit Prancis ketika perang, juga menderita luka tembak ketika perang.
Selama baku tembak, Jackie bertugas membangun tembok batu untuk perlindungan.
Saatdia sedang sibuk membangun, ada sebuah pelurunyasar di atas tembok mengenai kaki kanannya.
Dokter resimen membawanya menggunakan tandu ke rumah sakit, dan berusaha menyelamatkan kakinya.
Namun untuk menyelamatkan Jackie kakinya harus diamputasi.
Karena keberaniannya Jackie dianugerahi medali keberanian, serta dipromosikan untuk menjadi kopral.
Menjelang akhir perang, Jackie diberhentikan di Kamp Penyebaran Maitland di Cape Town.
Dia pergi dengan membawa surat-surat keluarnya seperti pensiunan militer pada umumnya.
Bahkan dia juga memiliki formulir pekerjaan untuk penduduk sipil prajurit yang diberhentikan.
Setelah pensiun dari militer, Jackie dan Marr kembali ke pertaniannya, keduanya menjalani kehidupan menyenangkan di pertanian sampai meninggal tahun 1921.
Sampai hari ini, Jackie adalah monyet satu-satunya yang telah mencapai peringkat prajurit di Infanteri Afrika Selatan dan satu-satunya monyet yang berperang dalam Perang Dunia I.