Bertekat untuk menghadapinya lagi, Soper menemukan Mary sedang menghabiskan malamnya dengan ‘pria berpenampilan menjijikkan’ yang tinggal di sebuah kamar kumuh.
Sayang, tidak berjalan dengan baik, saat melihat Soper, Mary benar-benar marah, melontarkan caci-maki ke penyidik itu.
Soper mengetahui bahwa Mary akan meninggalkan Park Avenue, maka dia mendekati Petugas Medis dari Departemen Kesehatan Kota New York, agar menangkap Mary.
‘Saya menyebut Mary adalah kultur hidup dan penghasil kuman tifoid kronis,’ kenang Soper.
Mereka kemudian mengutus inspektur Departemen Kesehatan yang seorang wanita untuk berbicara dengan juru masak itu, karena dipikir biarlah sesama wanita yang menghadapi.
Sebaliknya, Mary membanting pintu di depan wajah utusan itu. Mereka merasa Mary harus ditangkap paksa.
Tidak mudah untuk menangkap Mary karena melarikan diri, hingga seperti bermain petak umpet, akhirnya Mary ditemukan bersembunyi di balik kumpulan tempat sampah di rumah tetangga.
Sambi mengutuk dan mengumpat, Mary yang marah diseret ke ambulans yang menunggu dan dibawa ke Rumah Sakit Willard Parker.
Tes pada sampel tinja Mary selama beberapa minggu berikutnya memastikan kecurigaan Soper.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR