Intisari-Online.com - Apa alasan China ingin mengambil alih Kepulauan Senkaku?
Bahkan, pada 2012, terjadi gelombang protes anti-Jepang terbesar di China.
Perusahaan-perusahaan, restoran-restoran, dan mobil-mobil Jepang pun menjadi sasaran demonstran di sejumlah kota.
Sedikitnya 125.000 partisipan berunjuk rasa, bahkan disebut sebagai
kerusuhan anti Jepang terbesar.
Ratusan ribu pengunjuk rasa itu turun ke jalan umum di lebih 100 kota di China, menurut laporan koresponden Tribunnews di Tokyo (20/11/2012)
Mereka merusak berbagai tempat serta barang yang berbau Jepang.
Saking takutnya Uniqlo, peritel fashion terbesar Jepang, menuliskan pada kaca
depannya, “pulau Senkaku milik China”, agar toko Jepang itu tidak dirusak para
pengunjuk rasa.
Mengutip Britannica, banyak ahli memperingatkan bahwa ketegangan di
kepulauan Senkaku dapat berkembang menjadi konflik yang lebih serius.
Kepulauan yang memiliki luas total sekitar 7 km persegi itu terletak di timur laut Taiwan, timur daratan Cina dan barat daya prefektur paling selatan Jepang,
Okinawa.
Hubungan antara China dan Jepang pun telah tegang oleh perselisihan teritorial
atas sekelompok pulau itu.
Selain periode 1945 hingga 1972 di bawah pemerintahan Amerika Serikat,
kepulauan tersebut telah dikuasai oleh Jepang sejak 1895.
Klaim Jepang mengatakan, telah mensurvei pulau-pulau itu selama 10 tahun
pada abad ke-19 dan memutuskan bahwa mereka tidak berpenghuni.
Kemudian pada tanggal 14 Januari 1895 Jepang mendirikan penanda
kedaulatan dan secara resmi memasukkan pulau-pulau itu ke dalam wilayah
Jepang.
Setelah Perang Dunia II, kepulauan itu berada di bawah perwalian AS dan
dikembalikan ke Jepang pada tahun 1971 berdasarkan kesepakatan
pengembalian Okinawa.
Jepang mengatakan China tidak mengajukan keberatan atas kesepakatan San
Francisco. Dan dikatakan bahwa baru sejak tahun 1970-an, ketika masalah
sumber daya minyak di daerah itu muncul, otoritas China dan Taiwan mulai
menekan klaim mereka.
Lalu, apa kata China tentang Kepulauan tersebut?
Dari sisi China, mereka mengklaim kepulauan tersebut sebagai bagian dari
wilayahnya sejak zaman kuno, berfungsi sebagai daerah penangkapan ikan
penting yang dikelola oleh provinsi Taiwan.
Kemudian pada 1985, Taiwan diserahkan ke Jepang dalam Perjanjian
Shimonoseki setelah perang Tiongkok-Jepang.
Menurut China, ketika Taiwan dikembalikan dalam Perjanjian San Francisco,
seharusnya pulau-pulau dikembalikan juga.
Perselisihan telah bergemuruh secara relatif diam-diam selama beberapa
dekade, namun pada 2012 ketegangan meningkat terkait klaim pulau itu.
Baca Juga: Memijat Bagian Kaki Ini Bisa Sembuhkan Beberapa Penyakit Anda
Pada November 2013, China juga mengumumkan pembuatan zona identifikasi
pertahanan udara baru, yang akan mengharuskan semua pesawat di zona
tersebut - yang mencakup pulau-pulau - untuk mematuhi aturan yang
ditetapkan oleh Beijing.
Sementara Jepang, dikutip BBC, menyebut langkah itu sebagai "eskalasi
sepihak dan mengatakan akan mengabaikannya, seperti yang dilakukan AS.
AS dan Jepang sendiri membentuk aliansi keamanan setelah Perang Dunia II
dan meresmikannya pada tahun 1960.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, AS diberikan pangkalan militer di Jepang
sebagai imbalan atas janjinya untuk mempertahankan Jepang jika terjadi
serangan. Ini berarti jika konflik meletus antara Cina dan Jepang, Jepang
mengharapkan dukungan militer AS.
Selain alasan sejarah Kepulauan Sengkaku sebagai bagian dari Taiwan,
diperkirakan ada alasan lainnya yang membuat China ingin menguasai
kepulauan itu.
Dalam Journal of Contemporary East Asia Studies, yang ditulis Koichi Sato, ada empat alasan Cina menyerang Kepulauan Senkaku.
Alasan pertama, permintaan sumber daya alam Cina; alasan kedua masalah
sejarah dengan Jepang yang memiliki hubungan dengan kenangan masa perang orang Cina.
Kemudian, alasan ketiga Sengketa Kepulauan Senkaku sebagai alat perebutan
kekuasaan internal Partai Komunis China (PKC); dan alasan keempat Sengketa
Kepulauan Senkaku sebagai alat PKC untuk integrasi nasional China.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR