Letnan Pat Barnett pernah mempertanyakan kegunaan payung dalam situasi tertentu, yang dijawab Digby, 'Ya ampun Pat, bagaimana jika hujan?'
Sikap dingin Digby yang tak tergoyahkan dikombinasikan dengan selera humornya menyemangati orang-orang di sekitarnya selama beberapa hari ke depan.
Dia dengan tenang berjalan-jalan, dengan acuh tak acuh mengarahkan orang ke kiri dan ke kanan saat tembakan sniper melewati telinganya.
“Setiap batalion membutuhkan Digby,” Gerald Lathbury, komandan brigade Digby pernah mengatakan demikian.
Digby membantu menjaga semangat pasukannya cukup tinggi sehingga pagar betis orang Inggris dapat gigih bertahan pada posisi mereka selama empat hari sampai akhirnya kehabisan peluru.
Ketika perangkat radio mulai berfungsi, orang-orang itu baru mengetahui bahwa rupanya mereka benar-benar berperang sendiri, tanpa ada bantuan dari luar.
Entah itu payung, suara terompet, atau kemampuannya mengendarai sepeda melewati pasukan Jerman, rasanya tak perlu dijelaskan.
Coba saja tanyakan pada awak tank Jerman yang ditusuk kepalanya oleh orang ‘gila’ Inggris yang memegang payung ini.
Baca Juga: Operasi Jubille: Arena Banjir Darah Pasukan Inggris saat Ingin Balaskan Dendam Kekalahan di Dunkirk
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR