Buku berjudul India-Tibet Relations 1947-62 karangan Claude Arpi sudah cukup menjelaskan mengenai hubungan tiga negara.
Warga Tibet sebenarnya mengalami marginalisasi di bawah klaim ekspansi China, diperparah ketika Perdana Menteri Jawaharlal Nehru berkuasa dan duta besar India di China dijabat oleh Dubes Panikkar.
Kedua sosok itu tidak fokus dan teralihkan dengan ambisi memainkan peran penting dengan China.
Kemudian tidak cukup jelas sebelum atau sesudah masa pendiri China modern, Mao Zedong, China tidak pernah menerima otonomi Tibet di bawah kekuasaan China.
Padahal status Tibet sudah diberikan oleh Kerajaan Inggris.
Selanjutnya pada tahun 1950, Panikkar mengubah kekuasaan Tiongkok menjadi berdaulat atas Tibet.
Masih belum jelas apakah Panikkar melakukannya dengan sengaja atau tidak.
Nehru takut disebut tokoh neo-kolonial, sementara diplomat India menggemakan suara Nehru, mengklaim ia melihat tangan Barat mensponsori ketegangan India dan China.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR