Namun, reformasi yang digagas Gorbachev lambat membuahkan hasil. Saat itu, Perestroika telah menghancurkan 'ekonomi komando' yang telah membuat
negara Soviet tetap bertahan, tetapi ekonomi pasar masih membutuhkan waktu
untuk matang.
Dalam pidato perpisahannya, Gorbachev menyimpulkan masalahnya, ia mengatakan, “Sistem lama runtuh sebelum yang baru sempat mulai bekerja.”
Penjatahan, kekurangan dan antrian tak berujung untuk barang langka
tampaknya menjadi satu-satunya hasil dari kebijakan Gorbachev. Akibatnya,
orang-orang semakin frustrasi dengan pemerintahannya.
Baca Juga: Perilaku Sadis Raja-raja Mataram Kala Semadi Demi Mendapat Berkah dari Nyai Roro Kidul
Dalam buku Sejarah Eropa : Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012)
karya Wahjudi Djaja, kebijakan Perestroika pada perkembangannya dianggap sebagai blunder yang mempercepat keruntuhan Uni Soviet.
Kebijakan tersebut menyebabkan pertentangan antara kelompok moderat,
konservatif dan radikal tentang sistem komunisme di Uni Soviet.
Selain itu, kebijkan Perestroika juga memunculkan keinginan negara-negara
bagian untuk memerdekakan diri dari Uni Soviet.
Pada tahun 1990, kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara bagian
Uni Soviet.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR