Intisari-online.com - Eurico Gutteres, nama sosok ini mungkin sedikit dikenal namun dia memiliki peran besar invasi Indonesia ke Timor Leste.
Eurico Gutteres, adalah sosok orang Timor Leste yang dianggp berbahaya bagi PBB namun tidak bagi Indonesia.
Dia adalah seorang milisi yang berjuang untuk Indonesia, meski terkenal sangat kejam.
Menurut Irish Times, Eurico Gutteres menentang pemungutan suara kemerdekaan di Timor Leste pada tahun 1999.
Kemudian dia juga membunuh tiga pekerja bantuan dalam serangan massa di kantor komisaris tinggi PBB untuk pengungsian (UNHCR) di kota Atambua, perbatasan Timor Barat.
Pembunuhan tersebut memicu kecaman internasional terhadap Indonesia.
Amerika dan Bank Dunia memeringatkan bahwa bantuan vital bisa terancam jika milisi Timor Leste tidak dikendalikan.
Alhasil, Eurico Gutteres harus ditangkap dan diserahkan ke PBB untuk diadili.
"Eurico Guterres ditangkap setelah ada cukup bukti baginya untuk menjadi tersangka perusakan dan pembakaran kantor UNHCR di Atambua," kata Senior polisi Supt Saleh Saaf.
Dia tidak mengatakan apakah Guterres juga tersangka dalam pembunuhan PBB, tetapi menambahkan bahwa dia bisa menghadapi lebih dari lima tahun penjara karena penghasutan.
Guterres dicurigai terlibat dalam serangan terhadap rumah seorang tokoh pro-kemerdekaan Timor Leste, Manuel Carrascalao, pada bulan April 1999 di mana beberapa orang terbunuh.
Milisi melakukan kerusuhan setelah pemungutan suara di Timor Timur pada tanggal 30 Agustus 1999, menewaskan ratusan orang.
Jakarta telah menetapkan tiga jenderal di antara sekitar dua lusin tersangka dalam penyelidikan Timor Timur.
Meski pernah jadi buronan internasional dan sempat ditangkap PBB, Eurico Gutteres pernah mendapat penghargaan oleh Indonesia.
Baca Juga: Ini Alasan China Kepincut Setengah Mati oleh Timor Leste, Ternyata Bukan untuk Adang Australia
Menukil CNN, Tahun 2020, Menteri Pertahanan Prabowo menyerahkan sertifikat penghargaan berupa medali dan sertifikat Patriot Pertahanan Nasional kepada 11.485 eks milisi Timor Leste.
Penghargaan itu diserahkan secara simbolis, termasuk kepada Eurico Gutteres setelah bebas dari tahanan PBB.
Menurut Prabowo penghargaan itu menunjukkan komitmen kepada rakyatnya yang rela berkorban demi bangsa dan negaranya.
Menukil Kemhan RI, Prabowo menjelaskan penghargaan yang ia berikan dalam acara seremonial di gedung Departemen Pertahanan di Jakarta.
Merupakan bentuk penghormatan negara kepada warga negara yang mengabdi untuk menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mantan pejuang Timor Timur, katanya adalah warga negara Indonesia yang berjuang mempertahankan Timor Timur sebagai bagian dari NKRI.
Hal itu ditunjukkan dengan kesetiaan dan keputusan mereka untuk tetap tinggal di Indonesia.
"Negara dan bangsa tidak bisa dibiarkan melupakan pengorbanan dan pengabdian para eks pejuang Timor Timur beserta keluarganya," kata Prabowo.
Sementara itu, Prabowo sendiri memiliki rekam jejak militer di Timor Timur.
Ia adalah mantan Panglima Peleton Golongan I atau Para Komando yang ikut bersama pasukan lain dalam operasi tim Nanggala.
Menjadi salah satu kelompok peserta Operasi Seroja yang melakukan invasi militer ke Timor Timur pada tahun 1975.