Intisari-online.com - Hampir seluruh dunia terkena dampak dari pandemi Covid-19, termasuk negara adidaya sekelas Amerika sekalipun.
Menurut seorang pakar ekonom Mark Zandi kepala Moody's Analytics, membicarakan soal pandangan ekonomi tahun 2021.
Mengutip GlobeSt, Amerika bisa saja berada di ambang keterpurukan bersama dengan Eropa.
Zandi mencatat data pengangguran terkini sebagai salah satu pelemahan ekonomi di AS.
Pada awal Desember, terdapat 853.000 klaim pengangguran baru yang meningkat 137.000 dari bulan sebelumnya sejak September tahun lalu.
Data itu terus meningkat, dan berimbas pada pelemahan ekonomi dan pertumbuhan pekerjaan untuk November.
Penanganan Pandemi adalah akar penyebab kesengsaraan ekonomi ini.
Munculnya kasus virus corona juga menambah pukulan dan tekanan perekonomian tak hanya di Amerika tetapi di Asia.
Amerika sampai meluncurkan RUU stimulus baru yang membantu, dan berencana membagikan vaksin, berharap tahun ini pandemi Covid-19 akan berakhir.
Sementara itu, banyak juga negara kecil yang terkena imbas dari Pandemi Covid-19, salah satunya adalah Timor Leste.
Namun negara ini rencanaya akan mendapatkan bantuan langsung dari Amerika, meskipun ekonomi negara Adidaya itu sedang goyang.
Proyek USAID Kedutaan Besar AS di Dili, Tourism For All (TFA) telah menyiapkan inisiatif yang akan membantu Pemerintah Timor-Leste dan bisnis Timor-Leste pulih dari hilangnya pendapatan sejak pandemi COVID-19.
Proyek ini bertujuan untuk merangsang permintaan pariwisata, membantu usaha kecil dan menengah dan menghubungkan para perintis pariwisata Timor-Leste dengan industri pariwisata internasional.
Berdasarkan analisisnya terhadap berbagai wawancara dengan operator pariwisata di Timor-Leste dari toko selam hingga hotel dan pedagang kerajinan tangan.
TFA mengidentifikasi usulan strategi pemulihan tiga pilar yang berfokus pada pengelolaan krisis dan mengurangi dampaknya, memberikan stimulus dan mempercepat pemulihan, dan mempersiapkan masa depan.
TFA juga menyiapkan 'Timor-Leste Tourism Reboot Initiative' untuk membantu Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri dalam memulai kembali industri tersebut.
Ide TFA termasuk kampanye domestik untuk merangsang permintaan pariwisata dari dalam negeri.
Membangun hotline penasehat bagi usaha menengah dan kecil untuk mencari bantuan, dan bekerja sama dengan lembaga keuangan mikro untuk meningkatkan akses keuangan bagi perusahaan tersebut.
TFA juga mengusulkan cara lain untuk menyoroti tujuan pariwisata yang muncul dan mengakui para pionir dan pemimpin komunitas pariwisata.
"Proses 'Reboot' untuk Proyek Pariwisata untuk Semua ini adalah contoh lain bagaimana Amerika Serikat mendukung Timor-Leste selama tantangan COVID-19 dan mengurangi dampak ekonominya, termasuk pada industri pariwisata," kata Duta Besar AS Kathleen Fitzpatrick.
"Amerika Serikat berkomitmen secara global di Timor-Leste untuk mengadaptasi program kami untuk memenuhi tantangan ini selain kontribusi keuangan kami, yang telah mencapai lebih dari 1,6 juta dollar AS (Rp22 miliar) di sini dan lebih dari 1 miliar dollar AS (Rp14 triliun) di seluruh dunia," katanya.
"Sebagai pemberi kerja lebih dari 220 orang di Timor-Leste , terutama di industri jasa perhotelan, kami percaya upaya bersama dengan Pemerintah Timor-Leste dan badan-badan lain,"kata Sam Aluwihare, kepala ekonomi dari Grup Perdagangan Timor Timur dan wakil ketua Pemilik Hotel.
"Termasuk proyek Pariwisata untuk Semua USAID sangat penting untuk merevitalisasi industri Pariwisata," imbuhnya.
"Sangat penting untuk mempertahankan apa yang telah kita bangun bersama selama 18 tahun terakhir," sambungnya,
"Mempertahankan orang-orang kita dalam pekerjaan dan memulai kembali sektor ini untuk mencapai tujuan negara yaitu ekonomi yang terdiversifikasi dan 200.000 wisatawan per tahun pada tahun 2030," jelasnya.
TFA membantu Kementerian Pariwisata, Perdagangan, dan Industri Timor-Leste untuk menerapkan strategi pariwisata nasionalnya.
Bertujuan menarik 200.000 wisatawan internasional setiap tahun pada tahun 2030 untuk menghasilkan pendapatan negara 150 juta dollar AS (Rp2,1 triliun) dan secara langsung mempekerjakan 15.000 pekerja.
Menumbuhkan industri pariwisatanya adalah elemen kunci dari rencana Timor-Leste untuk mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak.