Penulis
Intisari-Online.com - Ada lima negara pertama yang menjadi anggota ASEAN, sebelum kini asosiasi negara-negara Asia tersebut memiliki 10 anggota.
Lima negara pertama yang menjadi anggota ASEAN adalah Thailand, Indonesia, Filipina, Singapura, dan Malaysia.
Pembentukan ASEAN diprakarsai oleh Menteri Luar Negeri Thailand, Thanat Khoman, yang prihatin karena organisasi-organisasi yang sebelumnya didirikan untuk memperkuat hubungan tetangga tak ada yang awet dan memiliki anggota yang terlampau sedikit.
Untuk diketahui, sebelum terbentuk ASEAN, ada sejumlah organisasi di wilayah ini dan sekitarnya.
Seperti Southeast Asia Treaty Organization (SEATO), yang terbentuk setelah Perang Dunia Kedua berakhir dan dunia memasuki Perang Dingin.
Juga Association of Southeast Asia (ASA) yang berdiri pada 1961.
Kemudian MAPHILINDO, yang beranggotakan Malaysia, Filipina, dan Indonesia yang didirikan pada 1963.
Menteri Luar Negeri Thailand, Thanat Khoman, mengajak tetangga- tetangganya untuk membentuk sebuah asosiasi yang lebih inklusif dan benar-benar mewakili Asia Tenggara.
Pada 1967, Khoman mengundang menteri luar negeri tetangga.
Mereka adalah Adam Malik dari Indonesia, Narsisco Ramos dari Filipina, Raja Ratnam dari Singapura, dan Tun Abdul Razak dari Malaysia.
Kelimanya menandatangani Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967 yang melandasi berdirinya ASEAN.
Kelima menteri luar negeri itu kini dikenang sebagai pendiri ASEAN, dan kelima negara itulah yang menjadi anggota pertama ASEAN.
Kemudian berikutnya, negara-negara lain di Asia Tenggara diajak bergabung.
Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1984. Menyusul Vietnam pada 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada 23 Juli 1997, terakhir Kamboja pada 30 April 1999.
Hanya Papua Nugini dan Timor Leste negara di Asia Tenggara yang tidak bergabung dengan ASEAN.
Sampai saat ini, ASEAN masih beranggotakan 10 negara. Meski telah mencoba melakukan penjajakan perluasan anggota kepada negara-negara tetangga di sekitar ASEAN.
Baca Juga: Terbaru! Inilah 5 Militer Paling Lemah di Dunia, Dua Negara Ini Bertukar Tempat
Kegagalan Timor Leste Bergabung sebagai Anggota ASEAN
Sejak 2011, Timor Leste juga telah mengajukan permohonan resmi untuk bergabung dengan ASEAN, namun masih ditolak.
Bahkan, Timor Leste juga berupaya masuk keanggotaan ASEAN dengan menjadikan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai batu loncatan.
Timor Leste memulai pembicaraan resmi untuk bergabung dengan WTO pada Jumat (3/10/2020), menurut The Jakarta Post dikutip dari Pos Kupang,
Menteri Koordinator Perekonomian Timor Leste, Joaquim Amaral mengatakan, Timor Leste bergabung dengan WTO akan "mempercepat pertumbuhan dan diversifikasi ekonomi".
"Itu juga akan menjadi batu loncatan untuk aksesi ( Timor Leste ) ke Asean," katanya.
Gagalnya Timor Leste menjadi anggota ASEAN lantaran masih ada negara anggota ASEAN yang keberatan dengan bergabungnya negara termuda Asia Tenggara tersebut sebagai anggota ke-11 ASEAN.
MengutipKompas.com (24/5/2011), Hal tersebut seperti yang disampaikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada Kompas seusai bertemu Menteri Luar Negeri Timor Leste Zacarias Albano da Costa di sela-sela Konferensi Tingkat Menteri Ke-16 Gerakan Nonblok di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Senin (23/5/2011).
Menurut Marty, mayoritas negara anggota ASEAN sudah menyetujui bergabungnya Timor Leste menjadi anggota ke-11 perhimpunan bangsa- bangsa di Asia Tenggara tersebut. Namun, masih ada satu negara anggota ASEAN yang keberatan dengan rencana tersebut.
Saat itu, Marty tidak bersedia menyebutkan nama negara tersebut.
Ia hanya mengatakan, negara tersebut adalah salah satu negara besar di ASEAN. "Satu negara besar masih keberatan," tutur Marty.
Alasan keberatan tersebut, lanjut dia, adalah kekhawatiran apabila Timor Leste sebagai negara termuda di Asia Tenggara masuk menjadi anggota ASEAN, membuat pembentukan Komunitas ASEAN pada 2015 akan terganggu.
Rupanya, negara yang kerap menyuarakan keberatan atas bergabungnya Timor Leste adalah Singapura.
Mengutip Pos Kupang yang melansir The Jakarta Post, dikatakan Singapura menolak keanggotaan Timor Leste dilatarbelakangi kekhawatiran bahwa keanggotaan negara tersebut akan menjadi beban keuangan bagi negara itu, meskipun PDB -nya meningkat setiap tahun sejak kemerdekaannya.
Pasalnya, komitmen ASEAN sendiri yaitu mengamanatkan membantu negara-negara anggota secara ekonomi dan teknis untuk pembangunan mereka.
Disebut bahwa ,asalah lain yang sering diidentifikasi adalah kurangnya infrastruktur dan sumber daya di dalam negeri yang tak lepas dari sejarah Timor Leste setelah penarikan pasukan keamanan Indonesia pada 1999.
Infrastruktur negara dihancurkan serta lembaga pemerintah dan pemerintahan berhenti berfungsi.
Dengan bantuan bantuan dari negara-negara seperti Australia, Portugal, Jepang dan Cina, negara ini perlahan-lahan membangun infrastruktur fisik dan administratifnya.
Ia juga menghidupkan kembali hubungannya dengan Portugal. Banyak elit lokal yang merupakan bagian dari proses pembangunan negara dididik atau hidup di pengasingan di Portugal.
Namun, keberpihakan Timor Leste ke negara-negara Lusophone seperti itu jugalah yang menuai kritik dari anggota ASEAN di masa lalu.
Keterlibatan dengan Australia atau Portugal dalam hal bantuan dan bantuan teknis memberikan kesempatan yang sangat penting bagi diplomasi negara muda Timor Leste. Namun akibatnya, negara ini menemui jalan buntu dengan tetangga terdekatnya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini