Intisari-Online.com - Perbandingan kekuatan militer Turki dan Prancis, sekutu NATO yang justru jalin ketegangan, seperti apa?
Beberapa waktu lalu, perang kata-kata antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi perbincangan.
Itu terjadi usai peristiwa pembunuhan seorang guru Prancis yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad pada murid-muridnya di kelas.
Guru itu dibunuh saat berjalan pulang dari sekolahnya di pinggiran kota Paris, yang disebut dilakukan oleh seorang anak berusia 18 tahun setelah adanya kampanye media sosial mengkritik guru bernama Samuel Paty itu.
Atas peristiwa pembunuhan itu, Macron mengungkapkan pernyataan kontroversial yang kemudian mendapat reaksi negatif dari berbagai pihak di dunia, termasuk Presiden Erdogan yang menanggapinya dengan keras.
Namun, peristiwa pembunuhan guru yang menghebohkan dunia itu bukan satu-satunya sumber ketegangan antara pemimpin negara-negara sekutu NATO tersebut.
Turki dan Prancis sendiri telah berada di posisi yang berseberangan dalam beberapa konflik yang terjadi di dunia.
Seperti dalam Perang Saudara Libya dan sengketa wilayah di Laut Mediterania.
Di front Libya, Prancis ikut mendukung pergerakan pasukan pemberontak Tentara Nasional Libya (LNA), melawan pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA), yang didukung Turki.
Sementara yang paling panas di front Laut Mediterania, di mana Prancis memutuskan untuk memberikan dukunga penuh terhadap Yunani dalam perlawanan terhadap Turki.
Perbedaan pendapat juga terjadi antara Turki dan Prancis dalam konflik Nagorno-Karabakh.
Bagaimanapun, kedua negara ini merupakan sekutu di bawah NATO, sehingga konflik di antara keduanya jadi membingungkan.
NATO merupakan aliansi militer antar pemerintah beranggotakan 30 negara-negara Eropa dan Amerika Utara.
Organisasi ini menerapkan Perjanjian Atlantik Utara yang ditandatangani pada tanggal 4 April 1949.
NATO merupakan sistem pertahanan kolektif di mana negara-negara anggotanya yang independen setuju untuk saling membela dalam menanggapi serangan oleh pihak luar mana pun.
Kini justru anggotanya saling bermusuhan, juga telah memelihara ketegangan melalui perang kata-kata oleh para pemimpinnya.
Situasi Turki dan Perancis saat ini adalah kemungkinan konflik, namun pada saat yang sama sangat tidak mungkin, seperti yang diungkapkan Pemimpin Redaksi The Print, Shekhar Gupta, dalam episode 604 'Cut the Clutter', dikutip theprint.in (29/10/2020).
Namun jika melihat perbandingan kekuatan militer keduanya, saat ini militer Prancis dianggap lebih unggul dibanding militer Turki.
Bahkan, Prancis termasuk 10 besar militer paling kuat di dunia, tepatnya berada di peringkat ke-7, di peringkat berapa Turki?
Meski masih di bawah Prancis, namun Turki juga menduduki papan atas kekuatan militer dunia, yaitu berada di peringkat ke-11.
Perbandingan Kekuatan Militer Turki dan Prancis
Melihat total personel militernya, sebanyak 451.635 personel dimiliki Prancis dengan populasi penduduk 67.364.357.
Sedangkan Turki memiliki 735.000 personel militer, dengan 81.257.239 populasi penduduk.
Dari segi keuangan, Prancis lebih unggul dengan dukungan anggara pertahanan tahun 2020 sebesar $ 41,5 miliar, sedangkan anggaran pertahanan Turki hanya setengah milik saingannya yaitu $ 19 miliar.
Bagaimana dengan peralatan tempur yang dimiliki kedua negara untuk di masih-masing sektor?
Di sektor udara, Prancis memiliki total pesawat 1.229, dengan 269 pesawat tempur, 121 angkutan, 45 misi khusus, 589 helikopter, 62 helikopter serang, dan 187 pesawat latih.
Sedangkan Turki memiliki total pesawat sebanyak 1.055, dengan 206 pesawat tempur, 80 angkutan, 18 misi khusus, 497 helikopter, 100 helikopter serang, dan 276 pesawat latih.
Dengan persenjataan tersebut, Prancis berhasil menempati peringkat ke-8 dari 138 negara untuk kekuatan udara, sementara Turki tepat berada di bawahnya yaitu peringkat ke-9.
Kemudian, di sektor laut, Turki memiliki 12 kapal selam, 16 fregat, 35 kapal patroli, 11 mine warfare. Serta 10 korvet yang tidak dimiliki Perancis.
Sementara Prancis memiliki 9 kapal selam, 11 fregat, 17 kapal patroli, dan 17 mine warfare. Serta 4 kapal induk dan 11 kapal perusak yang tidak dimiliki Turki.
Tak berbeda dengan persaingan Turki dan Prancis di sektor udara,persaingan kedua negara ini di sektor laut juga sengit.
Namun, lagi-lagi Prancis memimpin dengan menempati peringkat ke-17 untuk kekuatan lautnya, sementara Turki berada di peringkat ke-20 dari 138 negara.
Turki boleh kalah dari Prancis untuk kepemilikan peralatan tempur di udara dan lautnya, namun militer negara ini mengejar dengan keunggulan di sektor darat.
Di darat, Turki memiliki 2.622 tank tempur, 8.777 kendaraan lapis baja, 1.278 artileri self-propelled, 1.260 artileri derek, dan 438 proyektor roket.
Sedangkan Prancis hanya memiliki 528 tank tempur, 6.028 kendaraan lapis baja, 109 artileri self-propelled, 12 artileri derek, dan 13 proyektor roket.
Baca Juga: Ini Pasukan Khusus Terbaik di Dunia, Salah Satunya Hanya Butuh 20 Detik untuk Ringkus 3 Teroris
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari