Penulis
Intisari-online.com -Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev telah mengkritik UNESCO.
UNESCO dikritik karena selama ini dianggap buta terhadap penghancuran situs agama milik warga Azerbaijan oleh Armenia.
Mengutip Anadolu Agency, ia mengunjungi distrik di sekitar Nagorno-Karabakh Rabu lalu, bersama ibu negara Mehriban Aliyeva.
Menyebut-nyebut kerusakan masjid di distrik Zangilan, ia mengatakan "musuh telah menghina agama dan semua umat Muslim.
"Kita telah menyerukannya berulang kali kepada UNESCO selama 30 tahun, berulang kali nyatakan jika masjid kami telah dihancurkan, situs bersejarah kami telah dihancurkan, situs bersejarah kami telah dikuasai Armenia.
"Apakah mereka sudah mengirimkan misi kemari setidaknya sekali saja?
"Sudahkah permintaan kami dijawab setidaknya sekali saja?" ujar Aliyev saat mengunjungi masjid tersebut.
Menekankan jika banyak yang bersimpati kepada Armenia sampai Armenia mendapat empati dari siklus internasional, Aliyev mengatakan "mengapa orang-orang tidak membahas kami dan warisan agama kami?"
Aliyev mengatakan setelah perang 44 hari dengan Armenia berakhir, UNESCO mulai melindungi situs warga Armenia.
"Kami melindungi semua situs, kami melindungi semua negara, dunia tahu itu. Namun kamu harus melihat dulunya di sini ada masjid. UNESCO, datanglah kemari dan lihat ini.
"Dewan Eropa, jangan hanya diam saja, datang dan lihat ini! Semua masjid telah dihancurkan.
"Apakah mungkin menghancurkan masjid? Bukankah itu kejahatan untuk bumiratakan masjid?
"Sampai kapan ketidakadilan ini bertahan? Sampai kapan kemunafikan ini ada? Sampai kapan standar ganda ini ada?
"Sampai kapan Islamofobia ada?"
Hewan babi di masjid
Aliyev kemudian mengatakan para warga Armenia memelihara babi, hewan yang dilarang di agama Islam, di dalam masjid.
"Sayangnya, kami masih mendengar jika beberapa negara Muslim memanggil Armenia negara ramah.
"Penegak hukum yang memerintah 'negara ramah' selama 20 tahun telah lakukan ini.
"Mereka datang kemari dan hancurkan masjid kami dan menghina kami.
"Seluruh dunia seharusnya melihat ini," ujarnya berapi-api.
Di wilayah yang dibebaskan, Aliyev mengatakan tidak ada satupun gedung dibiarkan berdiri.
"Semua bangunan dihancurkan, desa-desa kami diganti namanya, menggunakan nama jelek yang diberikan mereka."
Setelah itu, Aliyev berjanji akan memperbaiki masjid dan membukanya untuk tempat beribadah umat Muslim Azerbaijan.
"Panggilan beribadah akan datang dari sini, dan kehidupan akan kembali ke wilayah ini," ujarnya.
Hubungan kedua negara telah rusak 30 tahun lamanya.
Kedua negara pecahan Uni Soviet tersebut memperebutkan Nagorno-Karabakh.
Armenia menduduki Karabakh, padahal wilayah itu dan tujuh wilayah lainnya, adalah milik Azerbaijan.
Perang 44 hari kemarin berakhir dengan gencatan senjata November lalu.
Dalam konflik itu, Azerbaijan berhasil membebaskan beberapa kota dan hampir 300 kependudukan dan desa dari Armenia.
Sebelumnya, hampir 20% wilayah Azerbaijan berada dalam kependudukan ilegal Armenia dalam kurun waktu 30 tahun.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini