Advertorial
Intisari-online.com -Serangan antara milisi Houthi dari Yaman dengan Arab Saudi kembali terjadi.
Diwartakan The Drive, pihak berwenang Arab Saudi mengatakan sebuah serangan terjadi di pelabuhan kota di Jeddah, Laut Merah.
Serangan yang terjadi pada 14 Desember tersebut menghantam kapal tanker dengan bendera Singapura BW Rhine.
Kapal BW Rhine tersebut diledakkan oleh kapal sarat bahan peledak.
Diketahui ledakan tersebut merupakan taktik yang dilakukan oleh pemberontak Houthi Yaman yang mendapat dana dari Iran.
Serangan ini mengikuti serangan sebelum-sebelumnya yang membidik tanker dan infrastruktur minyak lepas pantai lain di Arab Saudi.
Beberapa serangan terang-terangan memiliki kaitan dengan Iran dan proksi regional lain.
Pernyataan dari Kementerian Energi Arab Saudi yang diwartakan kantor berita Saudi Press Agency juga menggambarkan insiden itu sebagai serangan teroris.
Namun Arab Saudi tidak secara langsung menyebut grup tertentu yang melakukan serangan itu.
Sejauh ini tidak ada organisasi milisi atau teroris yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
"Aksi terorisme dan vandalisme seperti ini diarahkan langsung menyerang situs-situs penting, melebihi fasilitas penting kerajaan, sampai ke keamanan dan stabilitas suplai energi ke dunia dan ekonomi global," tambah pernyataan tersebut.
BW Rhine telah melepaskan kargo minyak mereka, yang mereka bawa dari pelabuhan Yanbu, Arab Saudi, di bawah perjanjian perdagangan dengan perusahaan minyak Aramco, Jeddah.
Otoritas Saudi baru mengisukan pernyataan itu kurang lebih 12 jam setelah serangan terjadi.
BW Rhine diserang pada pukul 12.40 siang waktu setempat pada 14 Desember, menurut pernyataan dini dari Hafnia, bagian dari BW Grup yang memiliki dan mengoperasikan kapal itu.
Namun dari BW Grup hanya mengatakan pihak yang bertanggung jawab dengan ledakan tersebut adalah "pihak luar".
"Nahkoda kapal segera menghentikan semua operasi pemindahan dan menerapkan prosedur gawat darurat.
"Kru telah menjinakkan api dengan bantuan brigade pemadam kebakaran tepi pantai dan kapal penarik, dan semua 22 kru telah diselamatkan tanpa cedera apapun," tambahan dari pernyataan Hafnia.
"Kerusakan lambung kapal telah terjadi pada tangki pemberat air 5 di sisi kiri dan tangki kargo 4 di sisi pelabuhan.
"Ada kemungkinan sebagian minyak telah keluar dari kapal, tapi hal ini belum dikonfirmasi dan instrumentasi saat ini menunjukkan jika level minyak di kapal berada pada level yang sama seperti sebelum insiden.
"Prosedur pendinginan dan inerting ruang kargo telah dimulai untuk menghindari kebakaran," lanjut lagi.
"Stabilitas kapal sedang dinilai sebelum melanjutkan operasi lebih lanjut."
Sementara itu, kelompok Operasi Perdagangan Maritim Inggris mengeluarkan peringatan yang berisi keterangan jika serangan itu memaksa penutupan pelabuhan Jeddah untuk beberapa waktu.
Namun saat pengumuman itu ditulis, otoritas Arab Saudi belum mengkonfirmasi apakah memang akan menutup pelabuhan itu.
Ini merupakan serangan keempat atau upaya serangan keempat menyerang tanker atau infrastruktur minyak lepas pantai di tepi selatan Arab Saudi tepatnya di pantai Laut Merah sejak awal November lalu.
Pada 11 November, ada satu lagi upaya serangan terminal minyak di Jizan, selatan Jeddah, yang melibatkan kapal peledak.
Kemudian pada 25 November, kapal Malta MT Agrari diserang dengan granat laut, membuat perbandingan menyerang pada tanker di Teluk Oman tahun lalu yang berkaitan dengan Iran atau proksi regional lainnya.
Tambahan lagi pada 23 November, rudal darat menyerang fasilitas minyak di luar Jeddah.
Untuk serangan ini, pemberontak Houthi di Yaman memang mengklaim bertanggung jawab atas hal itu, yang kemudian membuat terkuaknya beberapa serangan yang menargetkan beberapa infrastruktur minyak di barat laut Arab Saudi tahun 2019 lalu.
Awalnya hanya Houthi saja yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan itu, tapi kemudian pemerintah AS menuduh Iran menjadi dalang di balik serangan itu.
Kapal berbendera Sierra Leone MV Hasan juga mengalami serangan setelah berlayar di pantai Yaman di Teluk Aden 5 Desember.
Kejadian persisnya mengenai insiden itu tetap jadi misteri, tapi kapal dan kru berhasil lolos tanpa lecet.
Ada juga laporan serangan ledakan kapal di Laut Merah pada 9 Desember kemarin dan kapal peledak itu telah dikirim dari pantai Yaman sebulan sebelumnya.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi melawan Houthi di Yaman secara teratur melaporkan menangkap atau menghancurkan kapal-kapal seperti ini, yang dikontrol lewat remot atau tanpa awak di wilayah itu.
Houthi telah menggunakannya bertahun-tahun untuk menarget kapal perang dan kapal komersial.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini