Advertorial

Negara Paling Korup di Dunia, Yaman Salah Satunya, Bahkan Kepala Negaranya Saja Diyakini Korupsi Uang Berjumlah Fantastis

Khaerunisa

Editor

Intisisari-Online.com - Yaman merupakan salah satu negara paling korup di dunia, menurut data Transparency International.

Skor transparansi tahun 2019 menunjukkan negara ini sebagai 5 besar negara paling korup di antara 180 negara.

Hanya memiliki skor transparansi 15, Yaman hanya berada di bawah Somalia, Sudan Selatan, dan Suriah.

Somalia skor transparansinya 9, Sudan Selatan 12, dan Suriah 13, dari skor tertinggi 100.

Baca Juga: 7 Negara Paling Korup di Dunia, Salah Satunya Suriah, Bantuan Kemanusiaan Saja Bisa Ditilep Aparat Negara!

Venezuela, Sudan, Guinea Ekuatorial, Afganistan, memiliki skor yang sama yaitu 16. Kemudian di peringkat 9 adalah Korea Utara dengan skor 17.

Negara-negara itulah yang dinilai sebagai tempat paling subur tumbuhnya korupsi di dunia

Menghambat kemajuan negara, dan menyebabkan kemiskinan dan penderitaan rakyatnya.

Berbicara tentang korupsi di Yaman, bahkan kepala negaranya saja diyakini melakukan korupsi.

Baca Juga: Setahun Berlalu Asal-usul Covid-19 Belum Ketemu, Akhirnya WHO Kirim Ilmuwan untuk Lakukan Penyelidikan di Wuhan, Apa Hasilnya?

Menurut Human Rights Watch dikutip mhlnews.com, di seluruh negeri, warga sipil menderita karena kurangnya layanan dasar, krisis ekonomi yang meningkat.

Juga menghadapi pasukan keamanan lokal yang kejam, dan sistem pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan peradilan yang rusak.

Perekonomian Yaman, yang sudah rapuh sebelum konflik, telah terkena dampak yang sangat parah.

Ratusan ribu keluarga tidak lagi memiliki sumber pendapatan tetap, dan banyak pegawai negeri tidak menerima gaji tetap selama beberapa tahun.

Baca Juga: 2020 Segera Berakhir, Bagaimana Ramalan Soeharto 25 Tahun Lalu tentang Kondisi Indonesia Tahun 2020? Terwujudkah?

Kerusakan ekonomi negara itu telah memperburuk krisis kemanusiaan.

Sementara itu, mengutip bbc.com (25/2/2015), Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dicurigai mengumpulkan aset $ 30 miliar- $ 62 miliar selama dan setelah masa kekuasaannya, kata para ahli PBB.

Mereka mengatakan Saleh diyakini telah mentransfer sebagian besar kekayaannya ke luar negeri dengan nama lain.

Saleh di masa lalu membantah tuduhan korupsi.

Baca Juga: Setahun Berlalu Kasus Covid-19 Meledak di Amerika Tetapi Tidak di China, Negeri Panda Dicurigai Sembunyikan Hal Ini Dari Dunia, Negara Barat Bisa Murka Mengetahuinya

Dia adalah pemimpin Yaman selama 33 tahun sebelum dipaksa dari kekuasaan dalam salah satu pemberontakan Arab 2011.

Laporan tersebut mengatakan aset Mr Saleh termasuk properti, uang tunai, saham, emas dan komoditas berharga lainnya yang tersebar di setidaknya 20 negara.

"Asal mula dana yang digunakan untuk menghasilkan kekayaan Ali Abdullah Saleh diyakini sebagian dari praktik korupnya sebagai presiden Yaman, terutama yang berkaitan dengan kontrak gas dan minyak," katanya.

Kegiatan ilegal menghasilkan keuntungan pribadi sebesar "hampir $ 2 miliar setahun selama tiga dekade terakhir", katanya.

Baca Juga: Bukan Gibran, Sosok yang Kondang Lewat Media Sosial Setelah Pilkada Kemarin Ini Benarkah Akan Jadi Jokowi Selanjutnya?

"Banyak yang berpendapat bahwa utang negara yang membengkak dan masalah ekonomi akan diatasi dengan pemulangan aset yang dicuri," kata laporan itu.

Itu ditulis oleh panel ahli yang memantau sanksi PBB di Yaman.

Situasi keamanan di Yaman memburuk dengan tajam setelah Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi mengundurkan diri menyusul pengambilalihan oleh kelompok milisi Syiah, Houthi.

Pakar PBB mengatakan Saleh, dengan dukungan sebagian besar tentara, telah "berkolusi dengan Houthi dalam apa yang mengakibatkan kudeta" terhadap Hadi.

Baca Juga: Persaingan Dengan Amerika Semakin Meningkat, China Berusaha Merogoh Hati Negara ASEAN dengan Akhirnya Sepakati Kebijakan yang Mungkin Jadi Senjata Makan Tuan Bagi China

Ali Abdullah Saleh sendiri telah tewas pada 4 Desember 2017.

Mengutip Kompas.com (5/12/2017), Pemimpin kelompok pemberontak Houthi menyatakan, tewasnya mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh merupakan buah dari pengkhianatan.

Saleh tewas ketika Houthi menyergapnya di ibu kota Sana'a dalam sebuah pertempuran, Senin (4/12/2017). Mobilnya ditembak roket peluncur granat ketika berada di jalanan Ma'rib.

Baca Juga: Surga Dana Segar para Teroris di Indonesia Itu Bernama Fintech, Mudah Luput dari Pengawasan Berkat Segala Kecanggihannya Ini, Termasuk Tingkat Anonimitas yang Tinggi

Sementara Saleh ditembak di kepala oleh penembak jitu Houthi meski partai Saleh, Kongres Rakyat Umum (GPC), membantahnya.

Dalam siaran langsung lewat televisi Houthi, Al Masirah, via Al Jazeera, Selasa (5/12/2017), Abdul Malik al-Houthi menyebut pejuangnya membunuh Saleh karena dia dianggap berkhianat.

Minggu (3/12/2017), Saleh memutuskan mendukung koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

Dia membelot dari Houthi, sekutu yang telah membantunya sejak 2014.

Baca Juga: Weton Paling Sakti; 7 Weton Ini Pemilik Power Kepemimpinan Paling Kuat

Gerakan Houthi (dikenal secara resmi sebagai Ansar Allah), yang memperjuangkan minoritas Muslim Zaidi Syiah Yaman dan memerangi serangkaian pemberontakan melawan Saleh selama dekade sebelumnya.

Ia mengambil keuntungan dari kelemahan presiden baru dengan mengambil kendali atas jantung utara provinsi Saada dan daerah tetangganya.

Kecewa dengan transisi tersebut, banyak orang Yaman biasa -termasuk Sunni- mendukung Houthi, dan pada akhir 2014 dan awal 2015 pemberontak secara bertahap mengambil alih ibu kota Sanaa.

Itulah bagaimana kondisi negara paling korup di dunia, sekaligus termiskin yang mengalami perang saudara.

Baca Juga: Korea Selatan Punya Militer Paling Kuat di Dunia, Terapkan Wajib Militer, Ini Fakta-faktanya

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait