2020 Segera Berakhir, Bagaimana Ramalan Soeharto 25 Tahun Lalu tentang Kondisi Indonesia Tahun 2020? Terwujudkah?

Ade S

Penulis

(ilustrasi) Soeharto ketika dilantik/disumpah menjadi presiden.
(ilustrasi) Soeharto ketika dilantik/disumpah menjadi presiden.

Intisari-Online.com -Ramalan mantan Presiden Soeharto mengenai kondisi Indonesia tahun 2020 sempat viral di media sosial? Menjelang tahun berganti, mari kita lihat terwujudkah ramalan tersebut?

Ramalah tersebut bisa dikatakan sangat jauh ke depan sebab dilontarkan oleh Presiden Kedua RI pada 1995.

Dengan kata lain, Soeharto sudah meramalkan kondisi Indonesia pada tahun 2020 sejak 25 tahun lalu.

Diketahui video tersebut diambil saat temu wicara Presiden Soeharto pada acara Pencanangan Gerakan Nasional Pelestarian dan Pengamalan Nilai Kepahlawanan di Surabaya, pada 23 November 1995 silam.

Baca Juga: Berjuluk Raja Intel Indonesia, Sosok Ini Ternyata dengan Berani Tegur Presiden Soeharto Gara-gara Hal ini, Namun Tak Lama Kemudian Malah Mendapat Balasan Tak Terduga

Dalam cuplikannya Soeharto menyampaikan prediksi bila Indonesia harus mempersiapkan kader bangsa.

Kader bangsa tersebut disiapkan bukan saja untuk membangun negeri tetapi juga menghadapi segala cobaannya.

Salah satu yang harus dipersiapkan itu di antaranya adanya liberalisasi.

Kala itu Soeharto mengatakan nantinya di tahun 2020 bangsa Indonesia akan menghadapi liberalisasi.

Baca Juga: Menjelang Lengsernya Presiden Soekarno, Ternyata Soeharto Diam-Diam Pernah Temui Istri Bung Karno Sampai Membuat Sang Presiden Meradang, Rupanya Ini yang Dibicarakan

Maksud liberalisasi itu adalah adanya perdagangan bebas di dunia.

Terhitung pada saat itu, menurutnya artinya selama 25 tahun lagi Indonesia sebagai negara berkembang harus siap.

Demikian menurutnya, anak-anak atau pelajar sedia kala harus sudah dipersiapkan.

Para pelajar itulah sebagai bibit, ditanamkan untuk mencintai tanah air.

Baca Juga: Ketika Menjabat Sebagai Presiden Indonesia, Ternyata Soeharto Pernah Menyamar Sebagai Warga Biasa dan Nginap di Rumah Warga, Ternyata Inilah yang Dicari

Dalam hal ini, kata Soeharto, termasuk mencintai produk negeri.

Bila dalam rangka mempersiapkan kompetisi persaingan dengan bangsa lain masih kurang dan tak sempurna.

Maka, kata Soeharto, untuk menghadapi persaingan itu hanya ada satu kunci.

"Maka hanya dengan mencintai tanah air, para remaja yang akan hidup di tahun 2020 akan menjadi benteng, untuk mempertahankan dari pada keberlangsungan hidup negara dan bangsa," ujarnya.

Baca Juga: Gunakan Pesawat Garuda untuk Sembunyikan Presiden Kamboja hingga Seludupkan Senjata ke Afganistan,Inilah Misi Rahasia Super Nekat yang Pernah Dilakukan Soeharto Ketika Jadi Presiden Indonesia

Lebih lanjut Soeharto menjelaskan, seyogyanya para pemuda yang mencintai tanah air ia yang sebaiknya mencintai produk negeri.

Namun bila para pemuda lebih kesemsem dengan produk luar negeri, maka akan hancur sebuah negara.

"Jika pemuda nanti kesemsem dengan produk yang murah namun hasil produksi luar negeri atau impor, hancur daripada bangsanya.

"Karena produk dalam negeri tidak ada yang beli, pabriknya tutup, lantas semuanya tidak bisa bekerja, tidak bisa makan," sebut Pak Harto.

Baca Juga: Sejarah Timor Leste Diinvasi Indonesia, Alasan di Balik Keputusan Presiden Soeharto Menginvasi Timor Timur hingga Referendum 1999

Demikian hal inilah menurutnya menjadi satu kunci dan kekuatan yang harus disiapkan.

Semua pendidikan hingga perguruan tinggi harus mampu mempersiapkannya.

Bukan karena curang, tetapi untuk menyelamatkan negara.

Soeharto saat itu yakin Indonesia akan mampu bersaing dari perdagangan bebas liberalisasi global tersebut.

Baca Juga: 'Aku Mau Nonton Itu Dong Hiburannya Pelawak yang Tiga Orang di RCTI Itu, Aku Suka', Miing Bagito Ceritakan Saat Ia Diundang Ibu Tien Soeharto Semarakkan Acara Hari Ibu, Malah Kapok Melawak di Depan Presiden, Kenapa Ya?

Namun, seaindainya tidak senjatanya adalah timbulkan jiwa nasionalisme.

Awalnya dalam video itu presiden kedua RI Soeharto memberikan penjelasan tentang kepemudaan.

Ia menyampaikan tujuan pemuda bangsa untuk digodok menjadi generasi emas dan menjadi kader-kader bangsa.

Menurutnya hal itu sudah ia lakukan, agar kirab-kirab pemuda menjadi kader-kader yang turut mempersatukan bangsa.

Soeharto pun mengaku bahwa pihaknya sudah menyebarkan para pemuda di tiap-tiap provinsi.

Ia menjelaskan artinya setiap pemuda yang tersebar itu memiliki mata dan telinga untuk mengetahui seluruh wilayah Indonesia.

Lantas menurutnya, bila para pemuda itu berkumpul kemudian berdiskusi bertukar pengalaman.

Setiap pemuda mewakili suara menyampaikan aspirasi setelah ia melihat pengalaman di daerahnya masing-masing.

Kebudayaan maupun kekuatan yang ada di masing-masing provinsi untuk dianalisa.

Kemudian dari sanalah ditemukan hasil dan cara terbaik.

Menurut Soeharto, itulah yang merupakan modal terbaik dalam menyiapkan diri sebagai kader-kader bangsa.

"Yang penting yang pertama, karena akan timbul jiwa kepahlawanannya jika mencintai tanah airnya," ujar Soerhato.

Setelah mengetahui seluruh keadaan provinsi pasti akan mencintai tanah airnya.

Jika sudah mencintai tanah airnya, tidak akan melepaskan tanggung jawabnya sebagai pemuda untuk dapat mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara dalam keadaan membangun, apalagi dalam keadaan bahaya," papar Soeharto.

Setelah itu, Soeharto menjelaskan prediksi bahwa para pemuda bangsa itu pun harus menghadapi liberalisasi atau perdagangan dunia.

Dalam persaingan yang ketat, Soeharto menjelaskan bahwa para pemuda harus cinta produk negeri.

Simak videonya berikut ini:

Terwujudkah?

Lalu bagaimana kondisi Indonesia pada 2020? Tentunya sulit memprediksinya secara langsung.

Namun, merujuk pada berita yang beredar serta aturan hukum yang berlaku, maka bisa dikatakan apa yang disampaikan oleh Pak Harto nyaris benar adanya.

Soal tenaga kerja asing, Indonesia sempat digemparkan oleh kehadiran 500 TKA asal China yang masuk ke Indonesia.

Ini jelas menjadi 'saingan' bagi warga Indonesia sendiri.

Di sisi hukum,omnibus law yang kelahirannya disertai beragam kontroversi, disebut telah memberikan ruang yang lebih besar bagi TKA untuk bekerja di Indonesia.

(Rifka Amalia)

Artikel ini sudah tayang di Sosok.Id dengan judul "25 Tahun Berlalu, Ramalan Soeharto Soal Ekonomi Indonesia Tahun 2020 Benar-benar Jadi Kenyataan".

Artikel Terkait