Intisari-Online.com - Pada awal 1 Agustus 2020 lalu, rumah Josua Hutagalung, pria asal Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, kejatuhan batu meteor.
Saat itu, terdengar gemuruh suara benda jatuh dari langit padahal tidak ada hujan ataupun angin.
"Suaranya terdengar sangat keras sampai bagian rumah ikut bergetar. Dan, setelah saya cari, rupanya atap seng rumah sudah bocor dan ada batu besar yang jatuh," kata Josua.
Mengutip Kompas.com, Josua yang bekerja sebagai pembuat peti mati menemukan batu seberat 2,2 kilogram dan tertanam sekitar 15 cm di dalam tanah, kondisinya masih hangat, sebagian terpecah.
Setelah kabar penemuan batu itu viral di media sosial, banyak orang mendatangi rumahnya untuk sekadar melihat-lihat.
Batu itu dibeli oleh seseorang. Josua mengaku menjual batu tersebut sekitar Rp 200 juta.
Namun, batu itu dijual kembali oleh orang tersebut dan akhirnya sampai di tangan seorang kolektor di Amerika Serikat.
Batu temuan Josua tersebut ternyata dihargai 1,4 juta poundsterling atau setara Rp 26 miliar oleh kolektor di Amerika Serikat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR