Intisari-Online.com - Tahukah Anda bahwa pada hari Senin (14/12/2020) ini, Amerika Serikat (AS) akan memulai melakukan vaksinasi virus corona (Covid-19)?
Ya, karena negara ini menjadi negara yang paling banyak memiliki kasus positif, maka pemerintah AS tak mau menunggu vaksin lebih lama ini.
Hanya saja, dilaporkan prosesvaksin virus corona pertama ini diprediksi tak akan berjalan mulus.
Mengapa?
Dilansir dari CNN,kit vaksin dikirim ke negara bagian yang salah, ada pula rumah sakit di California mendapatkan vaksin bubuk, bukannya botol beku.
Puluhan ribu orang berharap mendapatkan vaksinasi dalam beberapa minggu mendatang, padahal kenyataannya mereka harus menunggu berbulan-bulan.
Berikut adalahdua masalah masalah utama yang dapat terjadi saat Amerika memulai vaksinasi pertamanya.
1. Distribusi mungkin tidak adil
ACIP (Advisory Committee on Immunization Practices) adalah kelompok utama yang menasihati Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, yang pada akhirnya menawarkan panduan bagi negara bagian.
Otoritas negara bagian dan lokal membuat keputusan mereka sendiri tentang siapa yang divaksinasi, dan kapan.
Keputusan untuk memvaksinasi petugas kesehatan, penghuni panti jompo dan pasien di fasilitas rehabilitasi terlebih dahulu adalah hal yang mudah.
Masyarakat ingin dokter, perawat, teknisi, dan lainnya dapat dengan aman merawat semua orang.
Tapi bagaimana setelah itu?
Sebagian besar orang Amerika termasuk dalam satu kelompok berisiko tinggi atau lainnya, terutama karena obesitas yang meningkatkan risiko penyakit parah.
Lebih dari 40% orang Amerika mengalami obesitas.
Orang yang berusia di atas 65 tahun, penderita diabetes, penderita penyakit ginjal, etnis minoritas, orang dengan kondisi kronis lainnya, akan sulit untuk memilih hanya beberapa dari kelompok ini untuk yang menjadi penerima selanjutnya.
Bagaimana dengan pekerja penting?
Kelompok-kelompok yang menasihati ACIP, termasuk Johns Hopkins University dan National Academies of Science, Engineering and Medicine, mengatakan akan lebih bijaksana untuk memvaksinasi orang-orang yang bekerja di produksi makanan, pekerja darurat, dan pekerja utilitas di antara populasi umum.
Anggota ACIP Dr. Robert Atmar, seorang profesor penyakit menular di Baylor College of Medicine, mengatakan ACIP kemungkinan akan menempatkan pekerja penting ke dalam kelompok 1b.
"Kelompok 1b termasuk guru, orang-orang dalam penegakan hukum, petugas pemadam kebakaran, dan berbagai kelompok lain, dan kemudian 1c adalah orang-orang dengan kondisi mendasar yang memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi atau kematian jika mereka tertular Covid-19 dan itu akan mencakup orang-orang di atas usia 65 tahun, "katanya.
Namun hal itu nampaknya masih belum cukup adil, kata Kayyem.
"Ada banyak orang yang berusia 64 tahun yang dalam 300 hari ke depan akan berkata, 'beberapa minggu lagi saya yang selanjutnya'," kata Kayyem.
"Ini akan terlihat agak tidak berperasaan."
2. Akan ada efek samping
Susan Froehlich dari Dallas cukup yakin ia mendapatkan vaksin yang sebenarnya (bukan plasebo) ketika dia secara sukarela mengambil bagian dalam uji klinis vaksin Moderna.
"Sekitar 12 jam setelah saya mendapatkan suntikan, saat itu pukul 2.30 pagi dan saya bangun dengan sakit perut yang parah dan sakit kepala dan itu seperti saya berada di tahap awal flu parah," kata Froehlich kepada CNN minggu lalu.
"Sepertinya setiap bagian tubuh saya sakit selama sekitar empat jam," tambah Froehlich.
Dia merasa lebih baik setelah minum naproxen.
Slaoui mengatakan hingga 15% dari peserta uji coba vaksin Pfizer dan Moderna memiliki "efek samping yang cukup mencolok" termasuk mual, nyeri tubuh, sakit kepala dan kedinginan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Vaksinasi Covid-19 di Amerika Diprediksi Tak Akan Berjalan Mulus, Ini 5 Hal yang Mungkin Terjadi")