Advertorial
Intisari-Online.com - Pada 2018, kejadian mengerikan harus dialami seorang balita perempuan berusia 4 tahun di Bangkok, Thailand.
Gadis kecil ini harus menjalani operasi mata di usia yang sangat muda karena kebiasaan buruknya bermain ponsel.
Kronologisnya diceritakan oleh sang ayah Dachar Nuysticker Chuayduang melalui akun Facebook.
Dachar mengaku melakukan sebuah kesalahan ketika ia mengenalkan putrinya pada ponsel dan iPad saat usianya baru 2 tahun.
Balita tersebut nyatanya kecanduan main ponsel, ia akan kesal, marah, hingga menjerit ketika orangtuanya tidak mengizinkannya bermain ponsel.
Agar putrinya tak lagi menjerit dan menangis, akhirnya Dachar membiarkannya menggunakan perangkat seluler.
Terlebih Dachar sibuk bekerja, jadi dia begitu saja memberikan gadget ke balitanya agar tak lagi rewel.
Mirisnya, penglihatan gadis kecil tersebut semakin lama semakin memburuk.
Setelah melakukan pemeriksaan, ia diharuskan menggunakan kacamata.
Namun masalahnya tak berhenti disitu karena penglihatannya terus menurun.
Dokter mengatakan dia harus menjalani operasi mata untuk memulihkan penglihatannya, jika tidak matanya bisa buta.
Menurut hasil diagnosis dokter, gadis kecil tersebut menderita mata malas dengan satu mata miring atau juling, salah satu komplikasi paling serius dari miopi dan astigmatisme.
Jika kondisi ini terus berlangsung, mata anak itu tidak akan bisa pulih.
Penyebab mata malas yang paling umum adalah kelainan refraksi seperti rabun jauh, rabun dekat, astigmatisme, pembiasan terdistorsi, juga juling.
Dokter juga mengatakan bahwa melihat ponsel dan tablet dari jarak dekat secara instensif lah yang menyebabkan ia menderita gangguan ini.
Menurut hasil penelitian di Korea Selatan, anak-anak yang sering menggunakan ponsel pintar atau tablet beresiko besar mengalami mata juling sementara.
Selain durasi pemakaian yang terlalu sering, jarak yang terlalu dekat dengan mata kemungkinan menjadi penyebab gangguan juling atau mata yang tidak searah.
Setelah melakukan operasi, dokter menyarankan agar Dachar membatasi waktu putrinya untuk bermain smartphone, tablet atau menonton layar tivi karena cahaya yang dipancarkan layar perangkat ini akan memengaruhi matanya.
Ponsel dan tablet tidak hanya memengaruhi penglihatannya, tetapi juga membuatnya sulit untuk fokus belajar.
Melalui cerita putrinya, Dachar ingin memperingatkan orang tua lainnya, terutama orang-orang yang memiliki anak kecil agar mereka tidak membiarkan anak-anak mengenal perangkat seluler seperti ponsel pintar, tablet terlalu dini.
Amblyopia atau mata malas terjadi ketika salah satu mata tidak berkembang dengan benar, misalnya salah satu mata rabun jauh dan yang lainnya tidak.
Dalam kondisi ini, otak akan terus memiliki 2 gambar yang akan membingungkan yakni gambar yang buram dan jelas.
Kondisi ini akan membuat kerja otak menjadi ekstra hingga akhirnya otak bisa memilih gambar yang lebih jelas dan menghiraukan gambar yang kabur.
Mata tidak menunjuk pada arah yang sama menjadi penyebab umum mata malas.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anak berisiko mengalami gangguan penglihatan permanen saat memasuki usia usia 6-10 tahun.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan kebutaan pada mata malas karena otak mengabaikan rangsangan yang dikirim dari bagian mata tersebut.
Otak merasa tidak mendapat rangsangan sehingga lama-kelamaan saraf pada mata malas akan rusak dan menyebabkan kebutaan permanen.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Nakita.grid.id dengan judul 'Kecanduan Ponsel Sejak Usia 2 Tahun, Balita 4 Tahun Harus Menjalani Operasi Mata'