Advertorial
Intisari-online.com - Mengutip media Anadolu Agency, Islamabad Sabtu kemarin menampik rumor bahwa Pakistan ikut campur dalam konflik Nagorno-Karabakh.
Mereka menyebut rumor "tanpa dasar" dan "tidak ada jaminannya" tersebut merupakan salah.
Sebelumnya, klaim tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan.
Dalam wawancara dengan media Rusia pada 15 Oktober, Pashinyan mengutip "laporan menuduh keterlibatan pasukan khusus bersama tentara Azerbaijan di konflik yang tengah berkecamuk".
Hal itu membuat Pakistan bereaksi dengan tajam.
"Kami menolak komentar tanpa dasar oleh Perdana Menteri Armenia," ujar Menteri Luar Negeri Pakistan dalam pernyataannya.
"Sangat disayangkan bahwa kepemimpinan Armenia, untuk menutupi aksi ilegal mereka atas Azerbaijan, mulai kobarkan propaganda tidak bertanggung jawab seperti itu.
"Hal itu harus dihentikan."
Pernyataan dari Menlu Pakistan selanjutnya menyebut bahwa Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev sudah mengatakan pasukan mereka cukup kuat untuk mempertahankan kampung halaman mereka sendiri.
Itu sebabnya Azerbaijan tidak perlu pasukan asing membantu mereka.
"Untuk bagian kami, kami berharap memperjelas bahwa Pakistan secara konsisten akan berikan dukungan diplomatik, moral dan politik kepada Azerbaijan," ujarnya.
Islamabad menyebutkan bahwa mereka akan lanjutkan berdiri mendukung Azerbaijan dan hak mereka mempertahankan diri melawan agresi apapun.
"Kami yakin perdamaian dan normalisasi hubungan antara dua pihak bergantung pada implementasi lengkap dari Dewan Keamanan PBB dan penarikan pasukan Armenia dari teritori Azerbaijan," lanjut pernyataan tersebut.
Namun, tuduhan dari Perdana Menteri Armenia rupanya bukan tuduhan tanpa bukti semata.
Mengutip pemberitaan timesnownews.com, pada 29 September lalu ada laporan tunjukkan bahwa Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah mengirim tentaranya untuk membantu militer Turki dan Azerbaijan di Agdam.
Turki telah berikan dukungan penuh kepada Azerbaijan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri terang-terangan menuduh Armenia bertanggung jawab karena sebabkan kericuhan di wilayah itu, membuka perang terbuka.
Keterlibatan Turki sebenarnya tidak mengejutkan, karena Turki ingin lanjutkan kekuasaan Ottoman dan menggunakan masyarakat muslim Azerbaijan akan sangat membantu.
Namun mengapa Pakistan terlibat? Dan jika memang hanya tuduhan mengapa tuduhan tersebut sampai terjadi?
Mengutip timesnownews.com, ada pembicaraan telepon antara dua penduduk lokal yang bocor.
Dua tentara Azerbaijan menyebut mengenai kehadiran pasukan Pakistan di wilayah tersebut.
"Bagaimana kami menulisnya? Aku tidak punya uang. Kami baik-baik saja, jangan khawatir, 7-8 warga desa sudah dibebaskan, jangan takut…Ya. Aku tahu. Aku sudah melihat di Instagram bahwa Fizuli, Agdam telah dibebaskan dari penguasaan militer. Pihak kita juga katakan kita sudah menguasai pegunungan Mrav. Di Agdam, mereka mengumpulkan tentara Pakistan dan telah membawa mereka menuju Agdam," demikian pembicaraan telepon yang bocor tersebut.
Pakistan adalah negara miskin yang mendapatkan bantuan dari banyak negara di Asia Barat, salah satunya dari Uni Emirat Arab dan Turki.
Pakistan juga merupakan negara kedua setelah Turki yang mengakui kemerdekaan Azerbaijan di tahun 1991.
Sejak saat itu Pakistan menjaga hubungan militer yang sehat dengan Azerbaijan.
Ankara juga ternyata telah membantu Islamabad dalam urusan wilayah Kashmir, yaitu konflik Pakistan dengan India.
Sebagai gantinya, Pakistan memberikan dukungan kepada Turki dalam berbagai kepentingan Turki di Asia Barat, termasuk sediakan bantuan militer di Suriah dan negara yang memerlukan.
Benar-benar persekutuan yang hebat, dan tidak disangka oleh banyak orang.
Pertengahan September lalu Erdogan juga mengatakan dalam Forum Sidang Umum PBB bahwa "konflik Kashmir, yang merupakan kunci stabilitas dan perdamaian di Asia Selatan, masih membara sampai saat ini.
"Kami ingin membantu menyelesaikan isu ini melalui dialog dalam kerangka kerja resolusi PBB, khususnya sejajar dengan harapan warga Kahsmir," ujarnya.
India berang atas hal ini dan katakan hal tersebut telah melanggar hubungan dalam negeri India dan sama sekali tidak dapat diterima.
India juga menyebut Turki seharusnya belajar menghargai kedaulatan negara lain dan menerapkannya dalam kebijakan mereka lebih dalam lagi.
New Delhi telah lanjutkan nasihati Ankara untuk mundur dari ikut campur hubungan dalam negeri mereka, dan kembangkan pemahaman demokrasi yang lebih baik.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini