Advertorial
Intisari-Online.com - Azerbaijan mengklaim Armenia mengalami kekalahan besar karena pasukannya lebih memiliki superioritas operasional di garis depan.
Dilansir dari Anadolu Agency via Middle East Monitor, Minggu (18/10/2020), Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengklarifikasi kabar bahwa tentara Azerbaijan terkepung adalah informasi yang salah.
Pihaknya menambahkan kabar tersebut adalah kabar palsu dan disebarkan oleh Armenia.
“Faktanya, situasi sebenarnya sangatlah berbeda."
Baca Juga: Tanpa Obat Penurun Panas, Ini yang Bisa Anda Lakukan untuk Mengatasi Demam pada Anak
"Pasukan Azerbaijan memiliki superioritas operasional di sepanjang garis depan,” ujar Kementerian Pertahanan Azerbaijan melalui pernyataan.
Kedua belah pihak menyepakati gencatan senjata kemanusiaan sementara lagi mulai Minggu dini hari waktu setempat.
Sebelumnya, Yerevan dan Baku sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada 10 Oktober untuk melakukan pertukaran tahanan dan mengubur jenazah korban di Nagorno-Karabakh.
Namun, belum genap 24 jam sejak kesepakatan gencatan senjata tersebut, Armenia meluncurkan rudal ke Kota Ganja, Azerbaijan, sehingga menewaskan 10 jiwa dan melukai 35 orang.
Armenia juga melakukan serangan rudal yang menargetkan warga sipil selama selama upacara pemakaman pada 15 Oktober di Kota Terter.
Pada Sabtu (17/10/2020) pagi, setidaknya 13 warga sipil tewas, termasuk empat wanita dan tiga anak, ketika rudal Armenia sekali lagi menghantam Kota Ganja.
Baca Juga: Pulang dari Rumah Neneknya yang Berjarak 1,5 Meter, Balita 17 Bulan di Malang Ini Hilang
Pertempuran terbaru antara Azerbaijan dan Armenia dimulai pada 27 September di wilayah Nagorno-Karabakh.
Hubungan antara kedua bekas Uni Soviet itu menegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Azerbaijan Klaim Tentaranya Lebih Superior Dibandingkan Armenia"