Advertorial
Intisari-online.com -Bagaimana rasanya hidup berdampingan dengan hewan liar?
Tentunya akan ada perasaan jengkel dan risih.
Namun apa yang dialami oleh warga India mungkin sudah lampaui batas tertinggi.
Mengutip Vice.com, populasi monyet liar di India sudah terlampau banyak sampai banyak terjadi kerusakan bahkan sebabkan manusia meninggal.
Kasus pada 6 Oktober, seorang pedagang emas, Laxman Tulsiani, dan Veera, seorang perawat, kunjungi situs konstruksi di kota Agra, provinsi Uttar Pradesh, India.
Tiba-tiba terjadi serangan geng monyet ke properti tersebut, menyerang kedua manusia tersebut.
Keduanya menghempaskan napas terakhir di rumah sakit terdekat.
Juli tahun ini, satu keluarga tidur di halaman rumah mereka saat tembok pagar mereka 'diruntuhkan' dan jatuhi mereka yang saat itu sedang tidur.
Pelaku dari tindakan itu tidak lain juga para monyet di distrik Shahjahanpur, provinsi Uttar Pradesh.
Total ada lebih dari 50 juta populasi monyet di India.
Tercatat monyet-monyet tersebut telah sebabkan setidaknya 13 kematian di seluruh India.
Serangan itu dimulai sejak 2015.
Sementara itu, lebih dari kasus gigitan monyet harian dilaporkan capai angka lebih dari 1000 kasus.
Serangan monyet liar sejak akhir 1980-an
"India telah menghadapi serangan monyet marah sejak akhir tahun 80-an.
"Sebelum itu, manusia dan primata hidup secara damai tanpa ada konflik," ujar Dr. Iqbal Malik, ahli primatologi.
Baca Juga: Warga Ketakutan, Polisi Kewalahan, Monyet Gila Seks Kuasai Kota Lopburi Thailand
Ia memiliki pengalaman dalam bidangnya yaitu spesies monyet di India selama 40 tahun.
Dr. Malik tunjukkan berbagai alasan di balik hubungan yang rusak antara manusia dan primata.
"Tidak adanya kontrol populasi antara manusia dan monyet, penggundulan hutan yang merupakan tempat tinggal mereka, dan pergantian cara budidaya tanaman menjadi pertanian monokultur menjadi penyebabnya.
"Hal-hal tersebut telah sebabkan persaingan dan agresivitas di antara para monyet.
"Sifat mereka yang makin agresif kemudian dilampiaskan ke manusia.
"Hal itu bisa dilihat pada kasus saat lahan-lahan mereka direbut paksa oleh manusia."
Antara tahun 2002 sampai 2018, India telah kehilangan 310.624 hektar tutupan hutan.
Penyebabnya adalah deforestasi, penggundulan lahan dan industrialisasi.
Baca Juga: Tidur di Luar Rumah Karena Kipas Angin Mati, Secara Mengerikan 1 Keluarga Tewas 'Dibunuh' Monyet
Upaya pemerintah
Karena kerusakan yang diakibatkan hubungan tidak sehat ini semakin besar, pemerintah pusat telah mencoba berbagaia ide untuk tangani isu ini.
Di Delhi, pemerintah telah memindahkan monyet-monyet liar ke suaka hewan liar.
Ada juga upaya untuk memindahkan para monyet dari Delhi ke hutan negara tetangga.
Tahun 2016, provinsi di utara India Himachal Pradesh umumkan bahwa monyet adalah hama.
Hal itu menjadikan manusia sah untuk membunuh para monyet tersebut.
Undang-undang tersebut kemudian ditiru di provinsi Uttarakhand sejak 2019.
Sementara di provinsi Bihar, sebelah timur India, para petani telah mencoba membujuk politikus lokal untuk menahan serangan monyet ke tanaman pertanian mereka.
Mitologi Hindu Hanoman
Ironis, India yang mayoritas negaranya menganut agama Hindu, sebenarnya memiliki dewa berupa monyet bernama Hanoman atau Bajrangbali.
Dalam kepercayaan warga India, ada keyakinan bahwa mereka harus memperlakukan monyet dengan baik.
"Orang-orang memanggilku untuk memindahkan monyet yang ada di kota-kota, tapi aku tidak tahan melihat mereka dikurung.
"Lagipula, mereka adalah dewa kami Bajrangbali," ujar Ravi Kumar, pengejar monyet di Delhi.
Kumar berhasil mengejar monyet dengan menirukan suara mereka, dan ia gambarkan dirinya sebagai "penjaga keamanan bagi monyet."
Sementara ilmuwan ilmu tanaman di Delhi Yogesh Gokhale, yang memiliki keahlian dalam manajemen sumber daya alam, mengatakan "di lingkungan rumahku, kami punya masalah monyet yang serius.
"Namun orang-orang tetap lanjutkan untuk memberi mereka makan.
"Soalnya, kami melihat mereka sebagai simbol religius," ujarnya.
Khushboo Gupta, ketua advokat PETA India mengatakan peran petugas sipil penting dalam hadapi konflik hewan-manusia.
"Di kota-kota, monyet biasa ditemukan di wilayah yang sampah makanannya tidak diproses dengan baik.
"Solusinya ada dalam perencanaan kota, termasuk perlindungan hutan, tempat sampah tertutup dan pengumpulan sampah yang teratur."
Tahun lalu, ilmuwan di Delhi diskusikan gunakan kontrasepsi untuk menjaga populasi monyet.
Namun para aktivis menentangnya, karena dapat menyebabkan kemarahan monyet meningkat.
"Sterilisasi monyet bukan solusi ideal. Mereka bisa tambah marah jika ditangkap," ujar Gupta.
Ia jelaskan jika solusi terbaik adalah sediakan rumah alami untuk hewan-hewan tersebut yang bisa jadi sarang mereka.
"Monyetnya bukan masalah," ujar Gupta. "Manusia, yang ciptakan kondisi ini, adalah masalah sebenarnya."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini