Disebut Tes Maut yang Mematikan, Vaksin Covid-19 yang Diujikan ke Monyet Justru Menyulut Virus untuk Mewabah Lebih Lanjut, Begini Selengkapnya...

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Yang menjadi perhatian utama adalah bahwa hewan liar dapat menjadi pembawa penyakit yang dapat menyebar ke manusia.

Intisari-Online.com - Mengujikan vaksin virus corona pada monyet liar berisiko membuat virus semakin mewabah.

Diberitakan Daily Star, Selasa (21/7/2020), sebuah kelompok hak asasi hewan terkemuka telah memperingatkan bahwa pengujian ini harus dihentikan.

Orang-orang PETA (People for Ethical Treatment of Animals), telah mendesak Institut Nasional Virologi (NIV) India untuk menghentikan apa yang disebut "tes mematikan"

Dalam sebuah surat, PETA India mendesak pemerintahnya untuk berhenti bereksperimen pada primata dan menggunakan metode bebas-hewani sebagai gantinya.

Baca Juga: Bak Ibu dan Anak, Seekor Anjing Tertangkap Kamera Tengah Menyusui Bayi Monyet yang Terlantar, Lihat Betapa Sabar Sang Anjing!

Itu terjadi setelah pemerintah Maharashtra menyetujui penangkapan 30 monyet liar dalam perang melawan pandemi.

Yang menjadi perhatian utama adalah bahwa hewan liar dapat menjadi pembawa penyakit yang dapat menyebar ke manusia.

Monyet liar dapat menyebarkan infeksi berbahaya seperti herpes B, penyakit Hutan Kyasanur, demam berdarah, tuberkulosis, atau virus defisiensi imian simian.

Baca Juga: 'Memang Ladang Bebas Eksperimen,' Hibrida Manusia-Monyet Pertama di Dunia Justru Dibuat di China, Peneliti: Jika Terjadi Kesalahan Benar-benar Membuatku Takut

PETA menugungkap bahwa Covid-29 sebagian besar dianggap telah menginfeksi manusia pertama melalui satwa liar di pasar basah China.

"Faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, lebih dari 60 persen patogen manusia adalah zoonosis (menyebar dari hewan ke manusia)," katanya dalam sebuah surat.

"Pandemi ini menghadirkan kesempatan bagi India untuk menetapkan standar yang lebih baik untuk pengujian dan mengembangkan terapi baru yang aman dan efektif untuk menghindari eksperimen yang kejam, menyesatkan, dan boros pada hewan," kata Penasihat Kebijakan Sains PETA India, Dr. Dipti Kapoor.

Baca Juga: 350 Keluarga Menggantungkan Kebutuhan Airnya Pada Sungai Ini, Namun Ada 13 Bangkai Monyet Mati yang Mengambang, Begini Telusuran Selanjutnya...

Dia menambahkan:

Baca Juga: Setelah #Blacklivesmatter, di Indonesia Bergema #Papuanlivesmatter, Nama Obby Kogoya Pun Bermunculan, 'Jangan Sebut Kami Monyet!'

"PETA India meminta CPCSEA dan NIV untuk memenuhi permintaan penelitian yang dipercepat selama pandemi ini menggunakan metode yang relevan dengan manusia alih-alih tes pada hewan, yang tidak menunjukkan kemajuan kesehatan manusia."

Baca Juga: Mengherankan, Sekawanan Monyet Bobol Laboratorium di India, Curi Tiga Sampel Virus Corona Setelah Menyerang Teknisi Lab, Warga Diserang Kepanikan

Dipercaya secara luas bahwa virus seperti pneumonia muncul dari populasi hewan di kota Wuhan di Provinsi Hubei, Cina, dalam kontak dekat dengan manusia.

Dalam penelitian laboratorium, musang dan kucing domestik tidak hanya dapat terinfeksi oleh SARS-CoV, sementara monyet dikatakan sangat rentan dan digunakan untuk uji coba vaksin dalam studi global, termasuk di AS.

Baca Juga: Lebih Dari 80 Tahun Tidak Terlihat dan Menghilang Dari Dunia, Makhluk Misterius Amazon Perlihatkan Pesonanya dan 'Sihir' Ilmuwan Tahun 2017 Lalu

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait