Advertorial
Intisari-Online.com - Berbagai tindakan China di Laut China Selatan belakangan banyak mendapat protes dari negara tetangga hingga Amerika Serikat.
Seperti latihan militer China di Laut China Selatan yang semakin gencar dilakukan.
Salah satunya dikecam oleh Vietnam, yang mengatakan bahwa latihan militer China di Laut China Selatan akan merugikan negosiasi kode perilaku (COC) maritim regional untuk perairan yang disengketakan itu.
"Dimulainya kembali perundingan code of conduct (COC) setelah jeda cukup lama karena pandemi menjadi prioritas negara-negara ASEAN dan China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Le Thi Thu Hang, Kamis (1/10), seperti dikutip Reuters.
Vietnam, menurut Hang, menjadikan perundingan tersebut sebagai prioritas dan "berharap menyelesaikan COC dengan cara yang efektif dan komprehensif", sejalan dengan hukum internasional.
Hang menambahkan, Vietnam menuntut China menghormati kedaulatannya dan tidak mengulangi latihan semacam itu di Kepulauan Paracel.
Amerika Serikat pun menuduh China mengintimidasi tetangganya.
Namun, baru-baru ini giliran China yang mengecam tindakan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Melansir Express.co.uk (10/10/2020), China telah memerintahkan kapal perang Angkatan Laut AS untuk "segera" meninggalkan Laut China Selatan setelah sebuah kapal perusak memasuki perairan di sekitar Kepulauan Paracel.
Pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan China mengklaim USS John McCain telah memasuki perairan di sekitar pulau yang disengketakan, tanpa izin pemerintah.
Setelah mendeteksi kapal angkatan laut AS, militer China segera memerintahkan kapal tersebut untuk pergi, sebelum mengirimkan pasukan untuk melakukan prosedur pelacakan.
Kolonel Senior Zhang Nandong juga meminta AS untuk berhenti melanggar kedaulatan China di wilayah tersebut.
"Kami menuntut AS segera menghentikan tindakan provokatif tersebut, dan secara ketat mengontrol dan membatasi operasi militer di laut dan udara," katanya.
Pejabat militer itu juga menyatakan China akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi stabilitas kawasan Laut China Selatan.
China menuding AS berupaya meningkatkan kehadirannya di kawasan dengan mengirimkan kapal angkatan laut untuk melakukan operasi kebebasan navigasi.
Belakangan ini Beijing telah mampu menekan negara-negara tetangga seperti Filipina, Malaysia, dan Vietnam dalam klaim pulau-pulau yang dilihatnya sebagai miliknya.
Sementara sebagai tanggapan, Washington telah berusaha untuk mengambil sikap keras terhadap Beijing.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo terus-menerus memperingatkan tentang kerajaan angkatan laut Xi Jinping yang berkembang.
Dia sebelumnya telah menyatakan: “Kami memperjelas: Klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya melanggar hukum, seperti kampanye penindasan untuk mengendalikannya.
“Di Laut Cina Selatan, kami berusaha untuk menjaga perdamaian dan stabilitas, menegakkan kebebasan laut dengan cara yang konsisten dengan hukum internasional, menjaga arus perdagangan tanpa hambatan, dan menentang segala upaya untuk menggunakan paksaan atau kekerasan untuk menyelesaikan perselisihan.
“Kami berbagi kepentingan yang dalam dan abadi ini dengan banyak sekutu dan mitra kami yang telah lama mendukung tatanan internasional berbasis aturan.
“Beijing menggunakan intimidasi untuk merongrong hak kedaulatan negara-negara pesisir Asia Tenggara di Laut Cina Selatan, menggertak mereka dari sumber daya lepas pantai, menegaskan dominasi sepihak, dan mengganti hukum internasional dengan kekuatan hak.
“Dunia tidak akan mengizinkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," katanya.
Seperti diketahui, selama beberapa dekade, AS berperan sebagai penjamin kebebasan navigasi di perairan Asia.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari