Pada hari Minggu, sebuah pernyataan departemen luar negeri AS mengatakan China telah "mengejar militerisasi yang sembrono dan provokatif" dari pos-pos terdepan yang disengketakan di Kepulauan Spratly Laut China Selatan.
Juga bahwa Partai Komunis yang memerintah China "tidak menghormati kata-kata atau komitmennya".
Menanggapi hal itu, juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin pada hari Senin mengatakan tindakan militer AS telah menjadikannya "ancaman terbesar bagi perdamaian dan stabilitas Laut China Selatan".
Selain latihan militer tersebut, China juga sering mengadakan kegiatan militer di dekat Taiwan, menyatakan bahwa latihan tersebut diarahkan ke pulau yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.
Pada hari Jumat, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan bahwa China mengancam atau memasuki wilayah udaranya 46 kali dalam sembilan hari terakhir.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR