Advertorial
Intisari-Online.com - Sengketa Laut China Selatan melibatkan banyak negara, bahkan bukan hanya China dan negara-negara yang berbatasan langsung dengan wilayah perairan tersebut.
Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang aktif terlibat dalam sengketa Laut China Selatan.
Seiring memanasnya sengketa di Laut China Selatan, ada saja peristiwa yang terjadi di wilayah perairan tersebut.
Baru-baru ini terungkap empat petugas CIA dikabarkan tenggelam selama misi rahasia di Laut China Selatan, meski menurut laporan misi tersebut tidak memiliki hubungan resmi dengan Amerika.
Para petugas CIA itu mulai melakukan misi rahasianya pada tahun 2008 lalu.
Melansir Express.co.uk (24/9/2020), Empat petugas paramiliter CIA tenggelam selama misi rahasia untuk menanam pod pelacak bawah air di Laut Cina Selatan.
Mereka diperkirakan mencoba menempatkan alat pelacak, yang disamarkan sebagai batu, di lepas pulau Luzon Filipina pada tahun 2008 dalam upaya untuk melacak militer China di wilayah yang disengketakan tersebut.
Misi tersebut dilakukan lima tahun sebelum Beijing mulai membangun bunker militer di beberapa atol di wilayah tersebut, yang telah menyebabkan ketegangan baru-baru ini dengan AS.
Penyelam scuba berpengalaman Stephen Stanek dan Michael Perich yang diatur untuk menyelesaikan misi tersebut.
Pemimpin kelompok, Stanek, adalah seorang agen di pusat kegiatan khusus paramiliter CIA dan pernah menjabat sebagai penyelam pembuangan persenjataan angkatan laut.
Sementara Perich adalah lulusan baru dari Akademi Marinir Pedagang AS dan direkrut ke agen sebagai operasi paramiliter.
Dua petugas lainnya dari kapal setinggi 40 kaki adalah Jamie McCormick dan Daniel Meeks.
Baca Juga: Tips Mengatasi Biduran pada Anak, Salah Satunya Membuat Catatan untuk Menghindari Pemicu
Para petugas tersebut ditugaskan untuk menanam pelacak di lepas pantai Filipina sebelum menuju ke Jepang.
Menurut laporan, kelompok tersebut membawa dokumen palsu untuk mendukung cerita yang mengklaim bahwa mereka disewa untuk naik kapal dari Malaysia ke Jepang.
Beberapa minggu kemudian, mereka seharusnya mengumpulkan alat pelacak yang telah dirancang untuk mendeteksi dan merekam sinyal dari kapal perang China dan pesawat lainnya.
Saat misi hendak dilakukan, muncul kekhawatiran bahwa mereka akan diganggu oleh Badai Tropis Higos, yang telah terbentuk di atas Samudra Pasifik.
Namun kemudian diperkirakan badai akan mengubah arahnya dan melewati daerah tersebut sehingga misi dilanjutkan.
Ternyata, badai tidak berubah jalurnya dan membawa angin berkecepatan hingga 45mph ke wilayah tersebut.
Pelacak di kapal menunjukkan bahwa jalur mereka bertemu dengan badai sebelum menghilang.
Seorang mantan petugas mengatakan kepada Yahoo News bahwa tidak ada jejak tim atau kapal mereka yang pernah ditemukan.
Beberapa bulan setelah insiden tersebut, keluarga mereka diberitahu tentang kematian mereka dan sebuah upacara diadakan di markas CIA di Virginia.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari