"Dari sisi China, itu semua hanya satu strategi. Dan kita harus mulai berpikir mengenai sebutan itu sehingga kita bisa mengembangkan satu respon yang sama."
China memang bukan satu-satunya kekhawatiran dunia mengenai Kutub Utara, tapi jelas sekali jika China adalah pusat partisipan yang berkepentingan di Kutub Utara.
Sesi debat itu dirangkum dalam sebuah artikel singkat, yang menyarankan jika dokumen strategi adalah indikator penting tentukan negara mana yang akan mendominasi geopolitik Kutub Utara.
Artikel tersebut ditulis oleh Thomas Axworthy, yang berargumen jika dominansi China dan Rusia di Kutub Utara berhubungan langsung dengan ketegasan dan bukti pemikiran jangka panjang dalam strategi penguasaan Kutub Utara.
Axworthy membandingkan dokumen mereka dengan dokumen Kanada berjudul "Arctic and Northern Policy Framework" adalah "daftar pencucian sederhana objek-objek yang disebutkan" dan tunjukkan jika Kanada belum serius mengenai menjadi kekuatan yang berkuasa di Kutub Utara.
Dengan jitu ia menamai artikel itu dengan judul "The End of the World: The Arctic".
Tentu saja, Kutub Utara memang menjadi tanda bahwa dunia sudah akan berakhir terutama jika es sudah meleleh.
Namun kepentingan wilayah tersebut jauh lebih besar dari itu saja.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR