Advertorial

Lebih dari 300 Gajah di Afrika Mati Secara Misterius, Diduga Karena 'Racun dari Alam' yang Menggenang di Air, Ada Apa Sebenarnya?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Bulan lalu sempat beredar kabar bahwa ada ratusan gajah Afrika mati secara misterius.

Lebih tepatnya, gajah Afrika yang terletak di wilayah Botswana mati secara misterius.

Gajah Afrika terkenal memiliki populasi yang begitu besar di wilayah Afrika Selatan.

Sayangnya populasi yang besar ini tiba-tiba dihebohkan dengan kematian ratusan binatang yang gadingnya menjadi perburuan.

Baca Juga: Bak Vietnam Bagi Amerika, Lebanon Pernah Jadi Tanah Paling Memalukan Bagi Hegemoni Militer Israel di Timur Tengah, Tak Berkutik oleh Pasukan yang Kini Justru Disebut Teroris Ini

Kematian misterius bukanlah karena perburuan liar atau semacamnya.

Mengingat, kondisi gading gajah masih utuh.

Pun demikian bukan juga karena penyakin Antraks.

Pihak pemerintah setempat pun mengesampingkan kemungkinan tersebut.

Baca Juga: Dikenal Tertutup dan Misterius, Corona di Korea Utara: Kim Jong Un Minta Bantuan Khusus Dikirim ke Kaesong, Ada Apa?

Yang menjadi perhatian mereka kini bagaimana bisa ratusan gajah mati secara misterius ?

Mengutip dari Sciencealert, bos Departemen Satwa Liar dan Taman Nasional Botswana, Cyril Taolo mengungkapkan kepada AFP melalui interview lewat telepon.

Baca Juga: Hadapi Corona 22 Makanan Sehat yang Harus Selalu Dimiliki di Kulkas

"Berdasarkan beberapa hasil yang kami terima, racun alami yang muncul sebagai penyebab potensial kematian ratusan gajah Afrika ini," katanya.

"Saat ini kami belum membuat kesimpulan terkait kematian ini," tambahnya.

Taolo juga menjelaskan bahwa kemungkinan racun secara alami dapat terbentuk oleh bakteri yang menggenang di air.

Baca Juga: Terungkap Sudah Pangkal Bencana Dasyat di Beirut Libanon Berawal dari Hal Ini, Andaikan Saja Hal Ini Tidak Dilakukan Libanon Bencana Itu Mungkin Tidak Akan Terjadi

Sejauh ini, pemerintah setempat menetapkan bahwa 281 gajah Afrika telah mati.

Namun data lain yang bersumber dari ahli konservasi independen menyebutkan, jumlahnya lebih dari 300.

Elepanth Without Border (EWB) menduga gajah Afrika di daerah tersebut telah mati selama tiga bulan.

Baca Juga: Malaysia Pertegas Tidak Ingin Terseret dalam Pergolakan Negara Adidaya yang Heboh Unjuk Gigi di Laut China Selatan: 'Jangan Sampai Memecah ASEAN, Harus Bersatu!'

Lembaga konservasi satwa liar ini juga menambahkan kematian tidak terbatas pada jenis kelamin atau usia.

Untuk saat ini beberapa gajah Afrika yang masih hidup tampak lemah, lesu dan kurus.

Beberapa di antaranya juga mengalami disorientasi atau kehilangan kesadaran serta sulit berjalan, kata EWB.

Baca Juga: Kebetulan yang Aneh, Tepat Dua Minggu Sebelum Ledakan Dahsyat, Israel Tuduh Iran Selundupkan Senjata Melalui Pelabuhan Beirut, Ini Bukti yang Mereka Sodorkan

Pengujian lebih lanjut masih dilakukan di laboratirium spesialis di Afrika Selatan, Kanada, Zimbabwe dan Amerika Serikat.

Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Racun alami sebabkan kematian ratusan Gajah Afrika di Botswana"

Artikel Terkait