Advertorial

Covid Hari Ini 3 Agustus 2020: Klaim Angka Kematian Pemerintah Iran Bukan Angka yang Sebenarnya, Data Bocor Sebutkan Angka Kematian di Iran Ungguli India

May N

Editor

Covid Hari Ini 3 Agustus 2020: Klaim Angka Kematian Pemerintah Iran Bukan Angka yang Sebenarnya, Data Bocor Sebutkan Angka Kematian di Iran Ungguli India

Intisari-online.com -Berikut adalah berita terbaru perkembangan kasus Covid-19 hari ini 3 Agustus 2020.

Mengutip worldometers.info/coronavirus, AS, Brasil dan India adalah ketiga negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia.

AS mencatat 337 kasus baru, sehingga total ada 4.813.984 kasus dengan kasus aktif 2.275/061.

Jumlah kematian pasien Covid-19 di AS sebanyak 158.375 dengan tambahan 10 kematian.

Baca Juga: Rahasia Artis Tahun 70-an Titiek Puspa untuk Sembuh dari Kanker Serviks Rupanya Bisa Dipraktikkan Siapa Saja, Salah Satunya Hindari Sayuran Ini!

Sementara itu Brasil menduduki posisi kedua, dengan total kasus Covid-19 hampir separuh dari kasus di AS.

Negara pimpinan Jair Bolsonaro itu mencatat ada 2.733.677 kasus total Covid-19, dengan 94.130 kematian.

India berada di posisi ketiga, total kasus sebanyak 1.808.128 kasus dan 38.201 kematian.

Mengutip kontan.co.id, Iran yang berada di peringkat 11 dari jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia diduga menutup-nutupi angka kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Asal Mula Munculnya Covid-19 Masih Jadi Perdebatan, Ilmuwan China yang Melarikan diri ke AS Ini Klaim Virus Corona Berasal dari Laboratorium Militer, Sebut Pasar Basah Hanya 'Umpan'

Berdasarkan investigasi layanan BBC Persia, jumlah kematian Covid-19 hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari yang diklaim pemerintah Iran.

Saat berita ini pertama kali dirilis, kementerian kesehatan Iran melaporkan ada 14.405 kasus kematian Covid-19.

Kemudian, data yang didapat BBC melaporkan hampir 42.000 orang meninggal dunia dengan gejala Covid-19 sampai 20 Juli lalu.

Sementara untuk saat ini ada 312.035 kasus Covid-19 di Iran, dengan laporan kementerian kesehatan ada 17.405 kematian Covid-19.

Baca Juga: Kegarangan TNI AL yang Jarang Diketahui Tapi Mematikan: Rudal Maut Pelibas Kapal Induk, Dijamin Coast Guard China Remuk Bubuk di Natuna

Data bocor juga kabarkan jumlah orang yang diketahui terinfeksi hampir dua kali lipat angka resmi, dengan saat itu perbandingannya sebanyak 278.827 kasus dengan 451.024 kasus.

Jika data bocor ini benar maka saat ini total kematian Covid-19 di Iran mencapai lebih dari 51.000 kematian, dan total kasus mencapai 600 ribu kasus.

Jika begitu, maka jumlah kematian akibat Covid-19 di Iran sudah melampaui jumlah kematian di India, Meksiko dan Inggris.

Sementara, total kasus Iran bisa jadi sudah melampaui total kasus Afrika Selatan.

Baca Juga: 20 Tahun Lepas dari Indonesia, Timor Leste Hanya Bisa Jadi 'Sapi Perahan' Australia, Harta Hidrokarbon yang Diharapkan pun Hanya Menjadi Kutukan

Iran telah menjadi salah satu negara yang terpukul paling parah di luar China.

Dalam beberapa pekan terakhir, jumlah kasus meningkat tajam.

Menurut daftar dan catatan medis yang telah disampaikan kepada BBC, kematian pertama akibat corona di Iran tercatat pada 22 Januari.

Ini hampir sebulan sebelum kasus resmi pertama virus corona dilaporkan di sana.

Baca Juga: Masker Lemon dan Alpukat untuk Mencerahkan serta Melembabkan Wajah

Sejak wabah virus di Iran, banyak pengamat meragukan jumlah resmi.

Ada penyimpangan dalam data antara tingkat nasional dan regional, yang dibicarakan oleh beberapa otoritas lokal, dan para ahli statistik telah mencoba memberikan perkiraan alternatif.

Tingkat penghitungan yang rendah, sebagian besar disebabkan oleh kapasitas pengujian, terlihat di seluruh dunia.

Akan tetapi, informasi yang bocor ke BBC mengungkapkan pihak berwenang Iran telah melaporkan angka harian yang jauh lebih rendah meskipun mereka memiliki catatan semua kematian.

Baca Juga: Niat Hati Hindari Radar, Apa Daya Keserakahan Jsutru Bikin Pesawat Pengangkut Kokain Rp1 Triliun Ini Kandas Sebelum Sampai Indonesia

Hal ini menunjukkan bahwa angka tersebut sengaja ditekan.

Data dikirim ke BBC oleh sumber anonim.

Data tersebut termasuk rincian penerimaan harian ke rumah sakit di seluruh Iran, termasuk nama, usia, jenis kelamin, gejala, tanggal dan lama periode yang dihabiskan di rumah sakit, dan kondisi mendasar yang mungkin dimiliki pasien.

Sumber itu mengatakan mereka telah berbagi data ini dengan BBC untuk "menjelaskan kebenaran" dan untuk mengakhiri "permainan politik" atas epidemi tersebut.

Baca Juga: Cegah Stroke dan Penyakit Penyumbatan Pembuluh Darah Lain Dengan Konsumsi Makanan-makanan Ini, Bisa Bersihkan Pembuluh Darah!

Tetapi rincian daftar itu sesuai dengan beberapa pasien yang hidup dan sudah meninggal yang sudah diketahui BBC.

Perbedaan antara angka resmi dan jumlah kematian pada catatan ini juga cocok dengan perbedaan antara angka resmi dan perhitungan kelebihan mortalitas hingga pertengahan Juni.

Kelebihan kematian mengacu pada jumlah kematian di atas dan di luar apa yang diharapkan dalam kondisi "normal".

Ini yang terungkap

Baca Juga: Dijamin akan Jadi Bulan-bulanan Milisi Jika Jadi Aneksasi Tepi Barat, Israel Disumbang Rp7,3 Triliun oleh Sahabat Karibnya untuk Perkuat 'Kubah Siluman'

Teheran, ibukota, memiliki jumlah kematian tertinggi dengan 8.120 orang yang meninggal dengan Covid-19 atau gejala yang mirip dengannya.

Kota Qom, episentrum awal virus di Iran, terparah secara proporsional, dengan 1.419 kematian - yaitu satu kematian dengan Covid-19 untuk setiap 1.000 orang.

Perlu dicatat bahwa, di seluruh negeri, 1.916 kematian adalah warga negara non-Iran.

Ini menunjukkan jumlah kematian yang tidak proporsional di antara migran dan pengungsi, yang sebagian besar berasal dari negara tetangga Afghanistan.

Baca Juga: Termasuk AS, Enam Negara Maju Ini Hadapi Kebangkrutan Ekonomi di Depan Mata, Terperosok Makin Jauh ke Jurang Resesi, Ini Buktinya

Tren keseluruhan kasus dan kematian dalam data yang bocor ini mirip dengan laporan resmi, meskipun ukurannya berbeda.

Peningkatan awal kematian jauh lebih curam dari angka Kementerian Kesehatan dan pada pertengahan Maret itu lima kali lipat dari angka resmi.

Tindakan penguncian diberlakukan selama liburan Nowruz (Tahun Baru Iran) pada akhir minggu ketiga bulan Maret, dan ada penurunan kasus dan kematian yang sesuai.

Tetapi karena pembatasan pemerintah berkurang, kasus dan kematian mulai meningkat lagi setelah akhir Mei.

Baca Juga: Sok Suci Tolak Klaim Tiongkok di Laut China Selatan, Australia Lupa Cara Busuknya Kadali Timor Leste Demi Dapat Area Kaya Hidrokarbon yang Lebih Luas

Yang paling penting, kematian pertama yang tercatat dalam daftar yang bocor terjadi pada 22 Januari, sebulan sebelum kasus pertama virus corona dilaporkan secara resmi di Iran.

Pada saat itu para pejabat Departemen Kesehatan bersikeras mengakui hanya satu kasus virus corona di negara itu, meskipun ada laporan oleh wartawan di Iran, dan peringatan dari berbagai profesional medis.

Dalam 28 hari hingga pengakuan resmi pertama pada 19 Februari, 52 orang sudah meninggal.

Sementara itu, pada pekan lalu, kantor berita semi-resmi Iran, ISNA, melaporkan pada Minggu (26/7/2020), obat buatan Iran yang dirancang untuk membantu memerangi virus corona baru akan dijual bebas di dalam negeri hanya dalam kurun waktu tiga minggu.

Mengutip Jerusalem Post, pengumuman itu dibuat oleh Wakil Presiden Iran untuk Sains dan Teknologi Sorena Sattari, selama kunjungan ke taman sci-tech di provinsi Hamadan di Iran tengah.

Selama kunjungan, ia melihat langsung proyek yang dibuat oleh berbagai perusahaan di taman sci-tech, yang katanya sangat penting dalam menahan wabah Covid-19 di negara tersebut.

Menurut Sattari, perusahaan-perusahaan ini telah mampu memenuhi hampir semua kebutuhan domestik untuk peralatan yang diperlukan untuk melawan pandemi yang sedang berlangsung.

Iran sangat terpukul oleh pandemi, setelah virus ini menyebar di kota suci Qom dan menciptakan krisis yang parah.

Baca Juga: Bikin Israel 'Sakit Kepala,' Mantan Kepala Mossad Cemaskan Mesranya Hubungan China-Iran dari Berbagi Intelijen hingga Bangun Proyek 25 Tahun ke Depan Ini

Namun, Sattari percaya, pemanfaatan inovasi dan pengetahuan teknologi selama periode itu adalah salah satu dari beberapa hal positif yang muncul dari krisis.

"Hampir tidak ada peralatan yang diperlukan untuk memerangi virus corona yang kami impor," katanya, menurut ISNA.

Dia menambahkan, "Selama wabah virus corona, perusahaan berbasis pengetahuan memanfaatkan potensi mereka dan memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa bergantung pada impor."

Kebutuhan ini termasuk peralatan yang relatif sederhana seperti masker wajah, serta peralatan yang lebih kompleks seperti ventilator.

"Iran memproduksi masker, peralatan medis, dan ventilator (alat bantu pernapasan buatan) di dalam negeri, dan selama periode ini, bahkan tidak satu pun ventilator, yang memiliki proses manufaktur yang kompleks, telah diimpor ke negara kami," katanya.

Baca Juga: Di Balik 150 Tahun Misteri Terbesar Yahudi, Makam Kuno dari Pemberontak Pembersih 'Kenajisan' Itu Akhirnya Terbongkar di Sekitar Yerusalem

(Barratut Taqiyyah Rafie)

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul "Data bocor: Angka kematian Covid-19 Iran tiga kali lebih tinggi dari klaim pemerintah"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait