Advertorial
Asal Mula Munculnya Covid-19 Masih Jadi Perdebatan, Ilmuwan China yang Melarikan diri ke AS Ini Klaim Virus Corona Berasal dari Laboratorium Militer, Sebut Pasar Basah Hanya 'Umpan'
Intisari-Online.com - Satu pertanyaan yang banyak diajukan dan menjadi diskusi sejak Covid-19 muncul adalah 'dari mana virus itu berasal'?
Di masa-masa awal virus corona menyebar ke berbagai negara di dunia, muncul berbagai spekulasi, salah satunya bahwa virus corona berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan.
Tak kalah 'meramaikan' berbagai teori konspirasi di balik kemunculan Covid-19.
Meski begitu, China megklaim tentang kemungkinan virus corona berasal dari pasar basah di China.
Pasar basah di kota-kota di China pun ditutup.
Namun, baru-baru ini seorang ilmuwan China yang melarikan diri ke AS mengklaim bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium militer.
Melansir Mirror.co.uk (3/8/2020), Klaim, yang secara konsisten dibantah pihak berwenang Cina, dibuat oleh virolgois Dr Li Meng-Yan selama wawancara langsung.
Dia mengklaim bahwa virus itu, yang telah menewaskan sekitar 689.000 orang di seluruh dunia, berasal dari fasilitas Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Dr Li, seorang peneliti di Sekolah Kesehatan Masyarakat Hong Kong ini sebelumnya menuduh Beijing menutupi wabah awal di Wuhan.
Selama penelitiannya, dia mengklaim, dia melacak wabah ke PLA, laporan Taiwan News .
"Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China," katanya.
Ia menambahkan bahwa pasar basah Wuhan yang sempat disebut sebagai asal mula virus corona hanyalah umpan.
"Pasar basah Wuhan hanya digunakan sebagai umpan."
Ahli virologi, dari Shandong di Cina timur, mengklaim tidak lagi aman jika dia melaporkan temuannya.
"Saya tahu bahwa begitu saya berbicara, saya bisa menghilang kapan saja, sama seperti semua pemrotes yang berani di Hong Kong," katanya.
"Aku bisa menghilang kapan saja. Bahkan namaku tidak akan ada lagi," sambungnya.
Hingga kini penyelidik belum menemukan bukti untuk menguatkan klaim ilmuwan bahwa virus itu buatan manusia.
Dalam sebuah pernyataan, Sekolah Kesehatan Masyarakat Hong Kong mengatakan pernyataannya "tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci seperti yang kita pahami".
Dia mengatakan dia diminta untuk melihat virus 'mirip SARS' baru yang berasal dari Wuhan pada bulan Desember.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan kepada Fox News , Kedutaan Besar Tiongkok di AS mengatakan tidak mengenal sosok tersebut.
"Kami belum pernah mendengar tentang orang ini," katanya.
"Pemerintah Cina telah merespons COVID-19 dengan cepat dan efektif sejak wabahnya
"Semua upayanya telah didokumentasikan dengan jelas dalam buku putih 'Fighting COVID-19: China in Action' dengan transparansi penuh. Fakta menunjukkan semuanya," imbuhnya.
(*)