Seorang Ahli Medis Terkemuka sebut Inggris telah 'Terobsesi' dengan Kematian Covid-19, Saat Kini Angka Kematian Akibat Virus Corona Lebih Rendah dari Penyakit Ini

Khaerunisa

Penulis

Seorang ahli medis terkemuka menyebut jika Inggris telah menjadi 'terobsesi' dengan kematian Covid-19

Seorang Ahli Medis Terkemuka sebut Inggris telah 'Terobsesi' dengan Kematian Covid-19, Saat Kini Angka Kematian Akibat Virus Corona Lebih Rendah dari Penyakit Ini

Intisari-Online.com - Covid-19 tengah menjadi momok menakutkan bagi banyak negara.

Ratusan negara di dunia telah 'dipaksa' untuk menghadapi pandemi Covid-19, dengan mengorbankan berbagai hal seperti bidang perekonomian, keleluasaan masyarakatnya untuk beraktivitas.

Inggris termasuk salah satu negara yang harus 'berperang' dengan pandemi ini.

Meski begitu, seorang ahli medis terkemuka menyebut jika Inggris telah menjadi 'terobsesi' dengan kematian Covid-19.

Baca Juga: Tak Peduli Kasus Covid-19 Tengah Melonjak, Ribuan Orang di Berlin Jerman Demo Inginkan Kebabasan: 'Masker yang Memperbudak Kita Harus Pergi!'

Ia pun memperingatkan, ketika angka-angka baru menunjukkan bahwa kini ada lebih banyak orang meninggal akibat kanker usus.

Melansir Daily Mail (2/8/2020), Profesor Karol Sikora, seorang ahli onkologi, mengatakan kematian akibat kanker akan mulai meningkat jika para menteri tidak mulai fokus pada pasien non-coronavirus, yang merasa lebih sulit untuk mendapatkan tes vital.

Pada puncak wabah pada pertengahan April, lebih dari 8.000 kematian terkait virus korona terjadi setiap minggu di Inggris dan Wales, menurut Kantor Statistik Nasional.

Namun, disebut jika jumlahnya menurun tajam sejak saat itu.

Baca Juga: Kabar Kematian Sudah Membuat Syok, Orang Tua Ini Tambah Syok Bukan Main Setelah Membaca Buku Catatan yang Mengungkap Identitas Asli Putrinya yang Selama Ini Dirahasiakan

Misalnya, dalam minggu yang berakhir 17 Juli, angka terbaru menunjukkan ada 305 kematian di seluruh Inggris.

Sementara itu, ada 319 kematian akibat kanker usus setiap minggu di Inggris, berdasarkan angka tahunan 16.600 dari badan amal Cancer Research UK.

Oleh karena itu, Prof Sikora, kepala petugas medis swasta Rutherford Health, yang telah mulai memberikan tes kanker dan perawatan untuk pasien NHS, mengatakan sudah terlalu banyak waktu untuk 'terobsesi' dengan kematian Covid-19.

"Kami telah menghabiskan terlalu banyak waktu terobsesi oleh kematian Covid dan tidak cukup berusaha untuk mengembalikan sistem kesehatan kami ke bisnis. seperti biasa untuk menghindari kematian lainnya," katanya.

Baca Juga: Berbulan-bulan Terinfeksi Covid-19, Beberapa Pasien Mulai Alami Gejala Tak Lazim, Dokter: Itu Mungkin Karena Efek Traumatis Tubuh

Dia mengatakan kanker usus adalah 'umum', ada 42.000 kasus baru setiap tahun.

Selain itu, kanker usus juga disebut dapat disembuhkan pada lebih dari 90 persen pasien jika ditemukan lebih awal.

Namun jika terlambat maka tingkat kesembuhannya akan menurun, 'begitu menyebar yang turun menjadi kurang dari 15 persen'.

Baca Juga: Bagian Tergeli pada Wanita dan Cara Gunakannya untuk Kesenangan

Penyakit Kanker Usus

Melansir Kompas.com, Kanker kolorektal atau kanker usus besar adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tidak normal di jaringan usus besar (kolon) dan usus bagian bawah sampai anus (rektum).

Dikutip dariMedical News Today, kanker yang menyerang bagian usus besar dan rektum ini awalnya muncul dari pertumbuhan sel tidak ganas (adenoma).

Sel tersebut semula berbentuk polip yang dapat diangkat.

Namun, saat dibiarkan tidak tertangani, selnya berpotensi berkembang menjadi kanker.

Ketika polip sudah berubah ganas, biasanya muncul gejala kanker usus besar antara lain:

Beberapa cara mencegah kanker usus besar antara lain:

Baca Juga: Terbaik di Jepang! Temui Pedang Legendaris Honjo Masamune yang Keberadaannya Misterius

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari.Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait