Advertorial

Ramai Hadi Pranoto yang Mengaku Profesor dan Klaim Temukan Obat Covid-19 Dibanderol Rp150 Ribu, Ahli Biologi Molekuler: 'Saya melihat Klaim Ini Sengaja Mencari Keuntungan'

Khaerunisa

Penulis

Baru-baru ini publik diramaikan dengan klaim seorang yang mengaku sebagai ahli mikrobiologi dan profesor, tentang cairan antibodi Covid-19
Baru-baru ini publik diramaikan dengan klaim seorang yang mengaku sebagai ahli mikrobiologi dan profesor, tentang cairan antibodi Covid-19

Ramai Hadi Pranoto yang Mengaku Profesor dan Klaim Temukan Obat Covid-19 Dibanderol Rp150 Ribu, Ahli Biologi Molekuler: 'Saya melihat Klaim Ini Sengaja Mencari Keuntungan'

Intisari-Online.com - Baru-baru ini publik diramaikan dengan klaim seorang yang mengaku sebagai ahli mikrobiologi dan profesor, tentang cairan antibodi Covid-19 yang disebut mampu menghilangkan virus corona di tubuh.

Sosok tersebut bernama Hadi Pranoto, yang juga mengatakan dirinya Kepala Tim Riset Formula Antibodi Covid-19.

Hadi Pranoto viral setelah dimintai menjadi narasumber oleh musisi Erdian Aji Prihartanto atau Anji dalam video yang diunggahnya di kanal Youtubenya.

Dalam video tersebut, Hadi menyebutkan bahwa cairan antibodi Covid-19 yang ditemukannya bisa menyembuhkan ribuan pasien Covid-19.

Baca Juga: Padahal sempat Dipuji karena Keberhasilannya Hadapi Covid-19, Kini Vietnam Mulai Kewalahan saat Banyak Kasus Baru Bermunculan, Gara-gara Terlena?

Cairan antibodi Covid-19 tersebut diklaim telah didistribusikan di Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Selain itu, obat yang ditemukannya dihargai Rp 150 ribu per botol yang mampu menghilangkan virus corona dalam tubuh.

Pria yang mengaku sebagai profesor tersebut membeberkan jika obat antibodi Covid-19-nya diberikan kepada pasien di Wisma Atlet.

Ribuan pasien positif Covid-19 yang berada di Wisma Atlet, menurut Hadi, telah mengonsumsi obat miliknya dan akan sembuh dalam waktu 2-3 hari.

Baca Juga: 10 Manfaat Daun Saga, Ampuh Atasi Sakit Perut Lho! Apa Lagi Ya?

Viralnya pernyataan Hadi Pranoto tersebut membuat seorang ahli biologi molekuler independen angkat bicara.

Ahmad Utomo menyebutkan, salah satu masalah mendasar di Indonesia terkait obat atau pengobatan sebuah penyakit adalah klaim.

“Masalah di Indonesia dan masyarakat awam itu salah satunya terkait klaim. Obat itu highly regulated, makanya kita punya Badan POM supaya ada perlindungan kepada masyarakat yang mengonsumsinya,” tutur Ahmad, Minggu (2/8/2020).

Menurut Ahmad, pada masa pandemi Covid-19 beberapa aturan terasa lebih longgar.

Baca Juga: Belum Sempat Hari Berganti, Derajat Prajurit Ini Terjun ke Titik Terendah Tepat Setelah Naik Jabatan, Lakukan Hal Bejat Ini Kepada Temannya Sendiri

Misalnya untuk beberapa obat yang digunakan untuk penyakit lain juga diuji untuk Covid-19.

Ritonavir untuk HIV misalnya, juga hidroklorokuin untuk malaria.

Ahli biologi molekuler tersebut menekankan bahwa masyarakat memiliki pengharapan yang lebih untuk sebuah obat.

Mereka pun berekspektasi akan kesembuhan dari obat yang diklaim oleh orang tertentu.

Baca Juga: Jumlah Kasusnya Terbesar ke-2 Setelah Indonesia, Petugas Medis di Filipina Ngaku Kelelahan, 'Kami Kalah Dalam Pertarungan Lawan Covid-19'

“Saya bisa saja klaim sebuah obat. Masyarakat pasti memiliki ekspektasi penyembuhan. Nah kalau tidak sembuh bagaimana, kalau pasiennya meninggal misal bagaimana? Efek sampingnya seperti apa? Pertanggungjawabannya seperti apa?” papar Ahmad.

Oleh karena itu Ahmad menyebutkan bahwa masyarakat harus teredukasi mengenai orang-orang yang mengeluarkan klaim.

Ia berharap masyarakat paham untuk tidak terlalu percaya akan klaim-klaim yang bermunculan tanpa adanya riset atau bukti yang terpercaya.

Baca Juga: Selalu Pakai APD Lengkap, Dokter Ini Ungkap Dirinya Positif Covid-19 hingga Mengaku Tak Bisa Mencium Apapun, 'Belum Tahu Bagaimana Bisa Tertular'

Lebih lanjut, Ahmad menyebutkan bahwa belum ada ilmuwan yang bisa meyakini obat yang tengah diuji sekarang mampu mengobati Covid-19.

Itulah mengapa hal tersebut dibutuhkan uji klinis.

“Uji klinis harus dirancang dengan serius. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pihak non-medis harus bekerja sama dengan pihak medis,” tuturnya.

Hadi Pranoto sebelumnya mengatakan telah memberikan cairan antibodi Covid-19 kepada ribuan pasien di Wisma Atlet.

Baca Juga: Inilah Cerita Dingo, Anjing Bernyanyi Papua yang Konon Tak Bisa Menggonggong dan Bisa Berubah Jadi Manusia

“Wisma Atlet itu didesain bukan untuk pasien gejala berat, melainkan isolasi mendiri pasien gejala ringan sampai sedang. Mengapa tidak ditulis data klinisnya seperti apa. Tidak perlu sampai randomisasi,” tambahnya.

Ahmad menyebutkan bahwa jika benar cairan antibodi itu ampuh untuk mengobati pasien Covid-19, ini akan jadi berita baik.

Namun sayangnya, pengujiannya tidak tertulis atau terekam.

Baca Juga: Diduga Berselingkuh, Istri Sah Grebek Anggota DPRD Saat Bersama Perempuan di Mobil, Perempuan itu Dipaksa Membuka Pakaian!

Tidak jelas cairan antibodi Covid-19 itu diberikan kepada pasien dengan kisaran usia berapa, atau dengan gejala seperti apa.

Ahmad pun merasa klaim Hadi Pranoto sangatlah tidak masuk akal.

“Menulis apa yang kita kerjakan dan mengerjakan apa yang kita tulis. Ini untuk sustainability. Tidak bisa asal klaim kalau tidak ada penelitiannya. Saya melihat klaim ini sengaja mencari keuntungan dengan eksploitasi ketidaktahuan orang, atau memang tidak tahu saja empirisnya,” tutup Ahmad.

Baca Juga: Bikin Kaget Saja! Daging Kurban di Sumedang Ini Bergerak Sendiri Saat Hendak Dipotong, Ternyata Kualitas Daging Dipengaruhi Kondisi Kejiwaan Hewan

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Hadi Pranoto Klaim Temukan Obat Covid-19 dan Ngaku Profesor, Ahli Biologi Molekuler: Tak Masuk Akal

(*)

Artikel Terkait