Advertorial

Covid Hari Ini 3 Juli 2020: Diprediksi Harganya Hanya Rp75.000, Vaksin Lokal Corona Menuju Pra Uji Klinis

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Pemerintah mengumumkan perkembangan data terbaru terkait penanganan pasien Covid-19 pada Jumat (3/7/2020).

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga Jumat pukul 12.00 WIB, ada penambahan 901 pasien sembuh dari virus corona atau Covid-19.

Dengan demikian, total jumlah pasien sembuh dari Covid-19 menjadi 27.568 orang.

Indonesia terus berupaya mengembangkan vaksin lokal atau buatan dalam negeri untuk mengatasi virus corona, yang diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia sendiri.

Baca Juga: Covid Hari Ini 3 Juli 2020: Kisah Babinsa Bangun Perpustakaan Keliling, Prihatin Anak hanya Main HP Saat Covid-19

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi Ali Ghufron Mukti menyebutkan, Indonesia perlu memenuhi kebutuhan vaksinnya sendiri karena adanya kekhawatiran tentang distribusi global vaksin yang diproduksi negara asing tak merata.

"Jadi akan dikembangkan oleh Indonesia, dari Indonesia, untuk Indonesia," kata Ali Ghufron Mukti saat konferensi pers dari Kantor Presiden, Kamis (2/7/2020), seperti disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden.

Menurut Ghufron, vaksin yang dikembangkan konsorsium nasional saat ini terus mengalami kemajuan.

Pihak konsorsium mengembangkan vaksin dengan metode protein rekombinan menggunakan strain Covid-19 asal dari Indonesia.

Baca Juga: Padahal Berbatasan Langsung dengan China, Kim Jong-un Klaim Korea Utara 'Sukses Besar' Tangani Virus Corona

Metode ini dipilih karena Indonesia sendiri sudah memiliki teknologinya.

Masih dari penjelasan Ghufron, BUMN Bio Farma sudah bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi China yakni Sinovac Biotech untuk mengembangkan vaksin corona.

Selain itu, Perusahaan farmasi Kalbe Farma dan perusahaan bioteknologi Korea Selatan Genexine juga bekerja sama untuk memproduksi vaksin serupa.

Baca Juga: Bertikai Lebih dari 50 Tahun, Ahli Khawatirkan Bentrokan Lembah Galwan Tidak Akan Terselesaikan dengan Mudah, 'Kedua Belah Pihak Saling Lempar Kesalahan'

Ghufron memperkirakan proses preclinical trial vaksin baru akan dimulai pada akhir 2020.

Dan jikalau ada perpanjangan, bakal berlanjut pra ujicoba klinis tersebut awal 2021.

Dengan kondisi tersebut, ia memprediksi vaksin baru bisa diproduksi massal dan tersedia bagi masyarakat pada pertengahan tahun depan. "Hasilnya (tersedia) untuk masyarakat kita pada pertengahan 2021," kata Ghufron.

Ghufron menyebutkan, proses pengembangan vaksin ini sudah terhitung cepat.

Biasanya, menurut dia, butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan suatu vaksin. Namun karena situasi krisis, maka Kemenristek bekerja sama dengan berbagai lembaga berupaya mempercepat proses pengembangan vaksin ini.

Ia menambahkan, nantinya proses pemberian vaksin juga tak bisa dilakukan sekaligus.

Baca Juga: Manfaat Daun Ketumbar untuk Sehat, Termasuk Kesehatan Tulang dan Ini!

Butuh waktu setidaknya setahun untuk melakukan vaksin terhadap penduduk yang membutuhkan.

"Setidaknya kita perlu satu tahun untuk memvaksinasi semua orang itu," kata dia.

Ghufron memperkirakan butuh biaya besar untuk memproduksi massal vaksin virus corona agar mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Ghufron menaksir harga vaksin per orang adalah sebesar US$ 5 atau Rp 75.000.

"Jika harga vaksinnya US$ 5 atau Rp 75.000, maka paling tidak kita membutuhkan Rp 26,4 triliun," ujar Ghufron.

Ia menyebutkan, perkiraan biaya ini dihitung dengan rumus viro yang digunakan untuk menghitung berapa orang yang perlu divaksin.

Berdasarkan formula tersebut, dibuat perhitungan bahwa satu orang dapat menularkan virus ke tiga orang lainnya.

Baca Juga: 1 Tahun Menikah dan Setiap Hari Berhubungan Badan, Suami Ini Syok Bukan Main Selama Ini Salah Memasukkan Alat Vitalnya Bukan Organ Intim Istrinya, Tapi ke Bagian Ini

Lalu dilakukan perhitungan dua per tiga dikalikan 260 juta jumlah penduduk Indonesia.

Hasilnya adalah 176 juta unit vaksin yang harus diproduksi massal.

Namun, jika satu orang harus divaksin dua kali, maka perlu 352 juta unit vaksin.

"Biaya tentu saja besar dan butuh banyak usaha dari semua pihak, peneliti, akademisi, serta investor," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fakta Terbaru Vaksin Lokal Covid-19, Prediksi Ketersediaan hingga Biaya

Artikel Terkait