Baca Juga: Hadapi Corona ; 7 Tips Hentikan Pemborosan Makanan, Selamatkan Bumi!
"Kakak saya sempat dibawa ke Rumah Sakit Puri Raharja Surabaya, sempat di-rapid test hasilnya negatif," ujar DW yang tinggal di Kecamatan Gubeng Surabaya ini.
Karena belum juga sembuh ditambah mengalami sesak napas, kakak DW dibawa ke Rumah Sakit PHC Surabaya.
Di sana kakak DW dinyatakan positif Covid-19.
Saat kakaknya dirawat, DW juga disibukkan mengurus ibunya yang juga sakit saat perayaan Idul Fitri, 24 Mei 2020.
Ibu DW kemudian dibawa ke Rumah Sakit RKZ Surabaya dan diputuskan untuk rawat jalan dan melakukan isolasi mandiri.
"Besoknya tanggal 25 Mei, ayah saya yang punya penyakit diabetes dan jantung juga ikut sakit," aku DW.
Pada 29 Mei 2020, ayah dan ibunya dibawa ke Rumah Sakit Islam Surabaya dan diisolasi di satu ruang perawatan.
Saat itu, ayah DW tiba-tiba kehilangan kesadarannya dan mengalami diare.
Baca Juga: WHO Beri Kabar Melegakan Dunia, Sebut Virus Corona Tidak Bermutasi Menjadi Lebih Berbahaya
Sementara, ibu DW mengalami meriang, batuk, dan sesak nafas.
Sehari setelah menjalani perawatan di rumah sakit tersebut, DW harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya meninggal dunia pada Sabtu (30/5/2020).
Sementara, pada Selasa (2/6/2020) ibu DW juga meninggal menyusul ayahnya.
"Ayah dan ibu saya belum sempat di-swab, jadi statusnya PDP," ujarnya.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR