Advertorial

Harga Minyak Makin Tak Bernilai, Negara Paling Berbahaya di Dunia Ini Terpaksa Bongkar Brankas Emas, Harta Terakhir?

Ade S

Editor

Emas yang bisa jadi menjadi sisa-sisa harta terakhirnya terpaksa akan dikeluarkan karena harga minyak yang anjlok hingga tak lagi bernilai.
Emas yang bisa jadi menjadi sisa-sisa harta terakhirnya terpaksa akan dikeluarkan karena harga minyak yang anjlok hingga tak lagi bernilai.

Intisari-Online.com -Negara ini dulu sangat kaya, tapi sekarang benar-benar terpuruk setelah harga minyak anjlok seperti saat ini, bahkan sampai pernah mendapat predikat negara paling berbahaya di dunia.

Ya, pada 2018, berdasarkan survei Gallup, Venezuela berada di peringkat pertama dalam daftar negara paling berbahaya di dunia.

Di negarayang memiliki cadangan terbesar di dunia tersebut, 42 persen warganya menjadi korban pencurian dan 25 persen warganya pernah menjadi korban penyerangan.

Hal ini, seperti dibahas di awal artikel, dipicu oleh harga minyak yang anjlok, sementara negara tersebut sangat bergantung pada penjualan minyak mentah untuk membiayai segala kebutuhan negara.

Baca Juga: Kaya Minyak, Venezuela Umumkan Kondisi Darurat Energi

Mata uang negara ini pun menjadi sanagt tidak berharga hingga membuat warganya memilih untuk menjadikannya sebagai kerajinan.

Alasannya? Uang tersebut justru lebih bernilai saat dijadikan kerajinan tangan.

Dan kini, saat harga minyak anjlok begitu dalam, bahkan dianggap sudah tidak bernilai sama sekali, Venezuela semakin jatuh ke dalam lubang krisis yang semakin dalam.

Saking frustasinya dengan krisis, negara ini berencana untuk membongkar brankas penuh emas yang bisa jadi menjadi salah satu sisa-sisa harta terakhirnya.

Baca Juga: Potret Mengerikan Rumah Sakit Jiwa di Venezuela yang Kumuh Namun Masih Digunakan untuk Perawatan

Venezuela membuka brankas emasnya dan menyerahkan berton-ton emas batangan kepada sekutu lamanya Iran.

Venezuela menimbun sekitar 9 ton emas dengan nilai setara US$ 500 juta dan menyerahkan kepada Iran dengan mengikatnya pada sebuah jet.

Sumber Bloomberg menyebut, dana tersebut untuk pembayaran untuk bantuan Iran dalam menghidupkan kembali kilang penyulingan bensin Venezuela yang lumpuh.

Pengiriman emas tersebut mengakibatkan angka cadangan devisa Venezuela turun tajam.

Venezuela dilanda krisis dan hanya memiliki US$ 6,3 miliar aset mata uang keras. Angka ini terendah dalam tiga dekade.

Iran dan Venezuela memiliki hubungan cukup erat dan sama-sama memiliki sumber pendapatan dari minyak.

Kejatuhan harga minyak memperburuk kondisi ekonomi keduanya.

Bagi Iran kesepakatan dengan Venezuela akan memberikan sumber pendapatan baru.

Baca Juga: Rencana Gila AS, yang Hendak Menguyur Venezuela dengan Uang Rp141 Triliun, Tapi Ini Syaratnya

Sedangkan bagi Venezuela bisa menjaga pasokan bensin tidak habis.

Iran adalah tujuan terbaru untuk emas Venezuela setelah AS menindak kesepakatan serupa yang dilakukan rezim Nicolas Maduro dengan Rusia, Turki dan Uni Emirat Arab.

Perusahaan penerbangan yang bermarkas di Teheran, Mahan Air, telah menerbangkan lebih dari setengah lusin jet ke negara di Amerika Selatan dalam sepekan terakhir.

Sebagian besar mengirimkan bahan tambahan bensin, suku cadang dan teknisi untuk membantu memperbaiki kilang utama di sepanjang pantai barat laut Venezuela.

Sementara itu, Mahan Air telah mengirim pesawat lain ke bandara internasional di luar Caracas.

Dimana mereka membawa emas batangan untuk dibawa kembali ke Teheran, Iran.

Kejatuhan harga minyak membuat harga emas yang disimpan di Caracas, Venezuela menjadi sumber kekayaan paling penting.

Venezuela dalam kemiskinan ekstrem di bawah pemerintahan sosialis Nicolás Maduro Moros.

Baca Juga: Ketika Masalah Air di Venezuela Membuat Orang Kaya dan Orang Miskin Bersatu

Sementara negara itu menyimpan sekitar 70 ton emas di brankas dan sekarang menjualnya menjadi semakin sulit.

Ketika pendahulu Maduro, almarhum Hugo Chavez, berkuasa.

Maduro dan pemimpin Iran saat itu, Mahmoud Ahmadinejad, membuat kesepakatan berbagai proyek energi, pertanian, dan keuangan.

Bahkan keduanya membuka pabrik perakitan mobil bersama di sebelah barat Caracas.

Setelah kejatuhan Venezuela dengan inflasi yang meningkat sekitar 3.500%, menurut indeks Bloomberg, mata uang Venezuela menjadi tidak ada harganya.

Belum lagi saat ini telah terjadi karantina ketat untuk memerangi pandemi virus corona.

Venezuela panik dan mencoba mengamankan makanan serta bahan bakar.

Sumber menyebut, saat banyak staf bank sentral yang terisolasi di rumah, pengangkutan emas batangan ke mobil-mobil lapis baja yang akan dibawa ke bandara terpisah dan dilakukan oleh karyawan dan pejabat keamanan bersenjata berat dari brankas yang terletak di pusat kota Caracas.

Harga emas kontrak pengiriman Juni 2020 kembali ke bawah level US$ 1.700 per ons troi.

Baca Juga: Terlalu Baik pada Rakyatnya, Negara yang Dulunya Kaya Ini Kini Jadi Bangkrut dan Terpuruk

Hingga pukul 15.15 WIB, harga emas turun 0,95% di US$ 1.678,10 per ons troi. Sedangkan emas di pasar spot turun 0,79% di US$ 1.673,22 per ons troi.

Artikel ini sudah tayang di Kontan.Co.Id dengan judul "Venezuela rela buka brankas emas untuk amankan pasokan bensin".

Baca Juga: Presiden 'Baru' Akan Dilantik, Venezuela Justru Kehilangan 3 Juta Warganya yang Berpaling ke Negara Lain

Artikel Terkait